Waspada! BMKG Prakirakan Cuaca Ekstrem di Jateng 22-24 Februari
BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada 22-24 Februari 2025, mengancam bencana hidrometeorologi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Tengah (Jateng) pada tanggal 22 hingga 24 Februari 2025. Peringatan ini disampaikan menyusul analisis dinamika atmosfer yang menunjukkan adanya beberapa faktor pemicu, sehingga masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
Menurut Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, bibit siklon tropis 99S di Samudra Hindia selatan Jawa Timur menjadi salah satu faktor utama. Bibit siklon ini menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jateng, meningkatkan potensi hujan lebat.
Selain itu, kelembapan udara yang tinggi di berbagai ketinggian dan labilitas lokal yang kuat juga berkontribusi pada pembentukan awan hujan yang signifikan. Kondisi ini berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Jateng.
Wilayah Terdampak Cuaca Ekstrem
BMKG memprediksi beberapa wilayah di Jateng akan mengalami cuaca ekstrem pada periode 22-24 Februari 2025. Pada tanggal 22 Februari, wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten Semarang, Salatiga, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal, dan Brebes, serta sekitarnya.
Prediksi untuk tanggal 23 Februari menunjukkan potensi cuaca ekstrem di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Jepara, Demak, Temanggung, Kendal, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal, dan Brebes, serta sekitarnya. Sedangkan pada tanggal 24 Februari, wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Temanggung, Kabupaten Semarang, Salatiga, Kendal, Batang, dan Kabupaten Pekalongan, serta sekitarnya.
BMKG menghimbau masyarakat untuk selalu memonitor perkembangan cuaca dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi. "Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Teguh Wardoyo.
Imbauan Kesiapsiagaan
Mengingat potensi bencana hidrometeorologi yang signifikan, BMKG memberikan beberapa imbauan penting bagi masyarakat Jateng. Masyarakat di daerah rawan bencana, terutama di lereng gunung dan daerah aliran sungai, dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Persiapan evakuasi dini sangat penting untuk meminimalisir risiko korban jiwa dan kerugian material.
Selain itu, penting untuk memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat. Pemantauan kondisi lingkungan sekitar juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi tanda-tanda bahaya seperti peningkatan debit air sungai atau retakan tanah.
Kerjasama antar masyarakat juga krusial dalam menghadapi potensi bencana. Saling membantu dan memberikan informasi penting dapat menyelamatkan banyak nyawa dan meminimalisir dampak kerusakan. Dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan masyarakat Jateng dapat menghadapi potensi cuaca ekstrem ini dengan lebih aman.
BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga menghadapi potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.