Rem Berdecit? Jangan Buru-buru Ganti! Ini Penyebab dan Solusinya
Suara rem berdecit pada kendaraan roda dua maupun empat tak selalu menandakan kerusakan, perawatan berkala dapat menjadi solusi sebelum mengganti komponen.
Suara berdecit dari rem kendaraan roda dua atau empat seringkali membuat pengendara khawatir dan langsung berniat mengganti komponen rem. Namun, berdasarkan penjelasan Rachmat Dwinata dari Bendix Principal Indonesia, hal tersebut tidak selalu perlu dilakukan. Peristiwa ini terjadi di Jakarta, beberapa waktu lalu, saat Rachmat memberikan penjelasan mengenai perawatan rem kendaraan.
Menurut Rachmat, banyak faktor yang menyebabkan rem berdecit, tidak selalu menandakan kerusakan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perawatan berkala, sehingga komponen rem menjadi kotor. Material kampas rem yang terlalu keras juga bisa menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, penggantian komponen belum tentu menjadi solusi utama.
Perawatan rutin sangat penting untuk menjaga performa rem. Pembersihan secara berkala saat servis disarankan untuk mencegah masalah ini. Dengan perawatan yang baik, kinerja rem akan lebih optimal dan usia pakainya lebih panjang. Hal ini disampaikan Rachmat saat ditemui di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
Perawatan Berkala dan Penggantian Komponen Rem
Meskipun demikian, Rachmat menyarankan pemeriksaan kesehatan komponen rem setiap 30.000 hingga 40.000 kilometer. Jarak tempuh ini merupakan angka ideal, namun ia menekankan bahwa kondisi sebenarnya bergantung pada beberapa faktor, seperti gaya berkendara, kondisi medan, dan frekuensi perawatan. "Kalau ngomong normal tidak bisa jadi acuan, seperti cara pengendara, pengereman dan medan penggunaan juga dia rutin servis atau tidak, idealnya sih memang 30 sampai 40 ribu km," ujarnya.
Pemeriksaan berkala ini penting untuk mendeteksi masalah sejak dini dan mencegah kerusakan yang lebih parah. Dengan demikian, biaya perawatan dapat ditekan dan keamanan berkendara tetap terjaga. Perawatan yang tepat dapat memperpanjang usia pakai komponen rem dan mencegah suara berdecit yang mengganggu.
Selain itu, penting untuk memperhatikan gaya berkendara. Pengereman yang terlalu keras dan sering dapat mempercepat keausan komponen rem. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi gaya berkendara yang lebih halus dan efisien untuk memperpanjang usia pakai komponen rem.
Kondisi medan juga berpengaruh pada keausan komponen rem. Medan yang berat dan menanjak dapat mempercepat keausan komponen rem. Oleh karena itu, perawatan yang lebih intensif mungkin diperlukan jika sering berkendara di medan yang berat.
Kampas Rem Baru untuk Kendaraan Listrik
Di IIMS 2025, Bendix memperkenalkan kampas rem baru khusus untuk kendaraan listrik. Kampas rem ini menggunakan material khusus yang berbeda dari kampas rem konvensional. Keunggulannya antara lain tahan panas hingga 380 derajat Celcius dan dilengkapi teknologi Hybrid Fusion yang menggabungkan STEALTH Advanced Technology, Ceramic Technology, Blue Titanium Stripe, dan Fiber Impregnated Rubber Steel Shims.
Material kampas rem untuk kendaraan listrik (HEV/BEV) menggunakan material metalik karena bobot kendaraan HEV/BEV cenderung lebih berat, sehingga membutuhkan daya pengereman yang lebih kuat. Hal ini dijelaskan Rachmat sebagai alasan penggunaan material metalik pada kampas rem kendaraan listrik.
Namun, kampas rem ini belum tersedia di pasar Indonesia. Pengguna kendaraan listrik di Indonesia masih harus bersabar menunggu ketersediaan produk ini di pasaran domestik. Meskipun demikian, inovasi ini menunjukkan komitmen Bendix dalam menyediakan solusi pengereman yang optimal untuk berbagai jenis kendaraan.
Kesimpulannya, suara rem berdecit tidak selalu menandakan kerusakan yang memerlukan penggantian komponen. Perawatan berkala dan pemeriksaan rutin dapat mencegah masalah ini. Bagi pemilik kendaraan listrik, perlu bersabar menunggu ketersediaan kampas rem khusus yang telah diluncurkan Bendix.