101 Dai BPKH Tebar Syiar Islam di Wilayah 3T Selama Ramadhan
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memberangkatkan 101 dai untuk memperkuat syiar Islam di 59 kabupaten/kota tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) selama Ramadhan 2024, sebagai bagian dari Program Dakwah Kemaslahatan BPKH 2025.

Jakarta, 28 Februari 2024 - Dalam upaya memperkuat syiar Islam di daerah-daerah yang membutuhkan, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengirimkan 101 dai untuk bertugas di 59 kabupaten/kota, khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) selama bulan Ramadhan. Pengiriman dai ini merupakan bagian dari komitmen BPKH dalam meningkatkan pemahaman dan praktik keagamaan di Indonesia.
Anggota Badan Pelaksana BPKH, Sulistyowati, menyampaikan harapannya agar para dai dapat menjadi agen perubahan positif dan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat di daerah 3T. "Kami berharap para dai yang bertugas dapat menjadi agen perubahan positif dan membawa manfaat bagi masyarakat di daerah 3T," ujarnya dalam acara pelepasan dai di Jakarta, Jumat lalu.
Program Dakwah Kemaslahatan BPKH 2025, yang menaungi pengiriman para dai ini, bertujuan untuk meningkatkan literasi dan pemahaman keagamaan di wilayah yang aksesnya terhadap pendakwah masih terbatas. Program ini merupakan wujud nyata dari pengelolaan dana umat secara amanah dan bertanggung jawab.
Misi Dakwah di Wilayah 3T
Ke-101 dai tersebut telah mengikuti pelatihan intensif untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dalam berdakwah di masyarakat. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari metodologi dakwah yang efektif hingga pemahaman konteks sosial budaya masyarakat di wilayah 3T. Para dai juga diberikan bekal pengetahuan tentang program-program BPKH, termasuk program 'Semua Bisa Haji' dan 'Ayo Haji Muda'.
Program 'Semua Bisa Haji' dan 'Ayo Haji Muda' bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menunaikan ibadah haji sejak dini. Dengan demikian, para dai diharapkan tidak hanya menyampaikan pesan-pesan keagamaan, tetapi juga dapat mensosialisasikan program-program BPKH yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pengiriman dai ini dilakukan secara luring dan daring, menunjukkan komitmen BPKH dalam memanfaatkan teknologi untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. Metode daring memungkinkan para dai untuk tetap terhubung dan mendapatkan dukungan dari BPKH meskipun berada di lokasi yang terisolir.
Dana Abadi Umat untuk Kemaslahatan
Program Dakwah Kemaslahatan BPKH 2025 merupakan salah satu program kemaslahatan yang dijalankan BPKH dengan menggunakan hasil pengelolaan atau nilai manfaat dari Dana Abadi Umat (DAU). Penggunaan DAU untuk program ini menunjukkan komitmen BPKH dalam memastikan bahwa dana umat digunakan secara optimal dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
Sulistyowati mengajak seluruh pihak untuk mendukung program ini agar dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Dukungan tersebut dapat berupa partisipasi aktif dalam menyebarkan informasi program dan memberikan apresiasi kepada para dai yang bertugas di lapangan.
Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di wilayah 3T, tidak hanya dari aspek keagamaan, tetapi juga dalam hal pemberdayaan ekonomi dan sosial.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih religius, toleran, dan berdaya saing. Para dai diharapkan dapat menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah, sehingga program-program pemerintah dapat tersampaikan dengan efektif dan efisien.
Kesimpulan
Pengiriman 101 dai oleh BPKH ke wilayah 3T selama Ramadhan merupakan langkah strategis dalam memperkuat syiar Islam dan meningkatkan pemahaman keagamaan di daerah-daerah yang membutuhkan. Program ini juga menunjukkan komitmen BPKH dalam mengelola dana umat secara amanah dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Indonesia.