32 Kali Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Terhambat Benang Layangan
KCIC laporkan 32 gangguan perjalanan kereta cepat Whoosh akibat benang layangan hingga Januari 2025, mengancam keselamatan dan operasional kereta.

Sejak awal tahun 2025, sebanyak 32 perjalanan kereta cepat Whoosh telah mengalami hambatan akibat benang layangan yang tersangkut di jalur kereta. Hal ini dilaporkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan penumpang dan kelancaran operasional kereta cepat tersebut. Peristiwa ini terjadi di sepanjang jalur kereta cepat yang membentang di Jawa Barat.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa benang layangan yang menempel pada jaringan listrik aliran atas (LAA) atau pantograf kereta dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem kelistrikan kereta dan mengganggu perjalanan. Bahkan, dalam beberapa kasus, diperlukan perawatan intensif dan penggantian komponen yang berdampak pada pengurangan jumlah kereta yang siap beroperasi.
"Gangguan ini membuat kereta harus mengurangi kecepatan bahkan berhenti sementara untuk proses evakuasi dan pemeriksaan jalur sebelum dinyatakan aman melanjutkan perjalanan," jelas Eva dalam keterangan pers di Bandung, Senin. Ia juga menekankan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh benang layangan terhadap keselamatan penumpang Whoosh.
Bahaya Benang Layangan dan Upaya Pencegahan KCIC
Eva Chairunisa menjelaskan lebih lanjut mengenai risiko yang ditimbulkan oleh benang layangan. Benang layangan yang melilit komponen LAA atau pantograf berpotensi menyebabkan kerusakan listrik dan gangguan teknis pada kereta. Kerusakan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan penumpang, tetapi juga dapat berdampak pada keselamatan perjalanan kereta secara keseluruhan. Perawatan dan perbaikan yang dibutuhkan akibat insiden ini juga berdampak pada operasional KCIC.
Sebagai upaya pencegahan, KCIC telah mengerahkan 530 petugas pengamanan yang berjaga selama 24 jam di sepanjang jalur kereta, dengan jarak pengawasan setiap 500 meter. Selain itu, KCIC juga telah memasang sistem deteksi benda asing dan 1.396 CCTV untuk memantau jalur dan memastikan keamanan operasional kereta cepat Whoosh.
KCIC juga gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar jalur kereta. Sebanyak 34 kegiatan sosialisasi telah dilakukan di sekolah-sekolah dan permukiman warga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bermain layang-layang di sekitar jalur kereta cepat. Kerjasama dengan komunitas layang-layang dan pihak keamanan setempat juga dilakukan untuk mengurangi potensi risiko.
Imbauan Kepada Masyarakat
Eva Chairunisa kembali mengimbau masyarakat untuk tidak bermain layang-layang di sekitar jalur kereta cepat Whoosh, yang memiliki radius 500 meter dari jalur kereta. Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga keselamatan dan kelancaran operasional kereta cepat sebagai moda transportasi masa depan Indonesia. Kerjasama semua pihak sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perjalanan kereta cepat.
"Seluruh pihak diimbau untuk mematuhi larangan bermain layangan dalam radius 500 meter dari jalur Whoosh dan ikut serta menciptakan lingkungan yang aman bagi transportasi masa depan Indonesia," tegas Eva. KCIC berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan, kejadian serupa dapat diminimalisir dan keselamatan penumpang kereta cepat Whoosh tetap terjamin.
Langkah-langkah yang telah dilakukan KCIC menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga keselamatan dan kelancaran operasional kereta cepat. Namun, kesadaran dan kerjasama masyarakat juga sangat penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Semoga dengan sosialisasi yang intensif dan kerjasama yang baik, masalah ini dapat segera teratasi.