62,3% Responden Percaya Transparansi Danantara dalam Mengelola Investasi Pemerintah
Survei KedaiKOPI menunjukkan mayoritas responden percaya transparansi Danantara dalam mengelola investasi pemerintah, meskipun kekhawatiran korupsi masih ada.

Jakarta, 12 Maret 2024 - Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh KedaiKOPI mengungkapkan tingkat kepercayaan publik terhadap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam mengelola investasi pemerintah. Survei bertajuk 'Pola Penggunaan Produk Investasi' yang melibatkan 900 responden, menemukan bahwa 62,3 persen responden percaya Danantara mampu mengelola investasi secara transparan. Survei dilakukan secara daring (online Computer Assisted Self-Interviewing/CASI) pada 20-27 Februari 2024.
Direktur Riset dan Komunikasi KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo, memaparkan hasil survei tersebut di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa angka 62,3 persen ini menunjukkan optimisme publik terhadap kinerja pemerintah, pengawasan yang lebih baik, dan profesionalisme pengelola Danantara sebagai alasan utama kepercayaan tersebut. Sebaliknya, 37,7 persen responden masih ragu terhadap kinerja Danantara, dengan kekhawatiran korupsi (35,5 persen) dan kurangnya sosialisasi regulasi (13,6 persen) sebagai alasan utama.
Temuan survei ini memberikan gambaran penting terkait persepsi publik terhadap pengelolaan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Dana Investasi Negara di Indonesia. Kepercayaan publik menjadi kunci keberhasilan pengelolaan investasi pemerintah, dan transparansi merupakan faktor penentu utama kepercayaan tersebut. Hasil survei ini menunjukkan tantangan sekaligus peluang bagi Danantara untuk meningkatkan transparansi dan komunikasi publiknya.
Preferensi Investasi Masyarakat Indonesia
Survei KedaiKOPI juga mengungkap preferensi investasi masyarakat Indonesia. Hasilnya menunjukkan emas sebagai instrumen investasi yang paling populer, dengan emas perhiasan menduduki peringkat teratas (49,9 persen). Saham (38,4 persen), reksa dana (36,6 persen), dan emas batangan (35,6 persen) menyusul di posisi berikutnya. Cryptocurrency dipilih oleh 22,1 persen responden, sementara properti dipilih 28,9 persen responden. Hal ini menunjukkan diversifikasi portofolio investasi masyarakat Indonesia yang cukup beragam.
Dari segi efisiensi, emas batangan dianggap sebagai instrumen investasi paling efisien (28,7 persen), diikuti emas perhiasan (20,1 persen), properti (12,2 persen), dan saham (10,4 persen). Preferensi ini menunjukkan potensi besar bagi Danantara untuk mengarahkan investasi pemerintah ke sektor-sektor strategis yang diminati masyarakat, seperti sektor pertambangan emas.
Ibnu Dwi Cahyo menambahkan, "Peran Danantara sangat krusial. Bila berhasil mengelola dana secara transparan, kepercayaan masyarakat akan investasi akan makin kuat, terutama untuk mengoptimalkan pola investasi yang sudah berkembang seperti emas dan saham." Pernyataan ini menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan investasi pemerintah untuk membangun kepercayaan publik.
Minat Investasi dan Tantangan Edukasi
Survei juga menunjukkan bahwa dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian, 60 persen responden memprioritaskan menabung dan berinvestasi, dengan 47,1 persen di antaranya percaya upaya tersebut dapat menambah penghasilan. Mayoritas responden (85,7 persen) menyatakan investasi diperlukan untuk rencana jangka panjang, terutama untuk dana pensiun (75,6 persen).
Meskipun minat investasi meningkat, masih ada 26,8 persen responden yang belum berinvestasi karena kurangnya dana (62,2 persen) dan minimnya pengetahuan (22,6 persen). Dari responden yang sudah berinvestasi (73,2 persen), mayoritas memilih instrumen investasi berisiko rendah seperti emas dan reksa dana (83 persen), sementara hanya 17 persen yang berani mengambil risiko tinggi.
Temuan ini menyoroti perlunya peningkatan edukasi keuangan bagi masyarakat. Edukasi yang memadai akan membantu masyarakat memahami berbagai instrumen investasi, mengelola risiko, dan memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi nasional melalui investasi yang bijak.
Kesimpulannya, survei KedaiKOPI memberikan gambaran komprehensif tentang persepsi publik terhadap Danantara dan preferensi investasi masyarakat Indonesia. Transparansi, edukasi, dan pengelolaan investasi yang profesional menjadi kunci untuk meningkatkan kepercayaan publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.