Airlangga Hartarto Bahas Tarif Resiprokal Trump dengan Menkeu AS
Menko Airlangga Hartarto bertemu Menkeu AS, Scott Bessent, di Washington DC untuk membahas tindak lanjut kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Presiden Trump, dengan harapan negosiasi teknis dapat diselesaikan dalam 60 hari.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent, di Washington DC pada Kamis (24 April). Pertemuan tersebut membahas tindak lanjut kebijakan tarif resiprokal yang sebelumnya diterapkan oleh Presiden Trump.
Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam mengatasi defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia. Menko Airlangga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk perdagangan yang adil dan berimbang. Ia menyampaikan rencana peningkatan pembelian komoditas utama AS, termasuk minyak dan gas serta produk pertanian, sebagai upaya untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
Selain itu, Menko Airlangga juga menekankan komitmen Indonesia dalam membuka diri terhadap investasi asing dan memperkuat kerja sama strategis di berbagai sektor, seperti mineral kritis, ekonomi digital, dan keuangan. Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk melakukan deregulasi melalui penyesuaian perizinan impor, kuota impor, dan tingkat kandungan dalam negeri.
Langkah Konkret Indonesia dan Apresiasi AS
Pemerintah Indonesia, didukung oleh dunia usaha dan asosiasi terkait, berharap proses negosiasi tarif dapat segera dimulai setelah penandatanganan kesepakatan non-disclosure agreement (NDA) dengan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) pada 23 April 2025. "Kami mengharapkan detail pembahasan dan negosiasi teknis dapat diselesaikan dalam 60 hari," ujar Menko Airlangga.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengapresiasi respons cepat pemerintah Indonesia terhadap pengumuman tarif resiprokal oleh Presiden Trump pada 2 April 2025. "Saya terkesan dengan surat yang disampaikan oleh Menko Airlangga kepada saya, dan berpandangan bahwa itu adalah awal yang sangat baik. Saya berterima kasih karena Indonesia terus melanjutkan hubungan bilateral yang baik ini," kata Secretary Bessent.
Bessent menilai Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang melakukan pembahasan awal dengan Pemerintah AS, dengan progres yang cepat dan baik. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan bilateral yang positif dengan Amerika Serikat.
Lebih lanjut, Amerika Serikat juga menyampaikan keinginan untuk memperkuat kerja sama di forum internasional seperti G20 dan OECD. Indonesia saat ini sedang dalam proses aksesi ke OECD. AS, yang akan menjadi Presidensi G20 pada 2026, menyatakan dukungan terhadap agenda kebijakan perdagangan global yang terbuka.
Kerja Sama Bilateral yang Berkelanjutan
Pertemuan antara Menko Airlangga dan Menkeu AS ini menandai komitmen kuat kedua negara untuk menyelesaikan isu perdagangan secara konstruktif. Langkah-langkah yang diambil oleh Indonesia, seperti peningkatan pembelian komoditas AS dan deregulasi, menunjukkan keseriusan dalam mencapai keseimbangan perdagangan yang adil. Sementara apresiasi dari pihak AS menunjukkan bahwa upaya Indonesia tersebut diapresiasi dan dianggap sebagai langkah positif dalam hubungan bilateral kedua negara.
Ke depan, kerja sama bilateral antara Indonesia dan AS diharapkan akan semakin kuat, tidak hanya dalam bidang ekonomi dan perdagangan, tetapi juga di forum internasional seperti G20 dan OECD. Hal ini akan memberikan manfaat bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pertemuan ini juga menunjukkan pentingnya komunikasi dan diplomasi dalam menyelesaikan perbedaan perdagangan. Dengan pendekatan yang proaktif dan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak, diharapkan negosiasi tarif resiprokal dapat berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi Indonesia dan Amerika Serikat.