Airlangga Hartarto Optimistis Kinerja APBN Maret 2025 Meningkat
Menteri Airlangga Hartarto optimis kinerja APBN akan meningkat di Maret 2025, didorong oleh pelaporan SPT tahun pajak 2024 dan kinerja pasar modal yang positif, meskipun defisit APBN tercatat di awal tahun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan optimismenya terkait peningkatan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada bulan Maret 2025. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers Program BINA Diskon Lebaran 2025 di Jakarta, Jumat (14/3). Peningkatan tersebut diharapkan didorong oleh beberapa faktor, termasuk pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tahun pajak 2024 yang umumnya tercatat pada bulan Maret.
Airlangga menjelaskan, "Kita berharap APBN di Maret ada peningkatan karena biasanya kan perpajakan itu, yang laporan SPT 2024 itu masuknya di bulan Maret." Selain itu, beliau juga mengamati kinerja positif di pasar modal. "Proxy di capital market year on year-nya di 2024 profitnya masih baik," tambahnya. Optimisme ini disampaikan meskipun APBN pada 28 Februari 2025 mencatat defisit Rp31,2 triliun atau 0,13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit tersebut disertai tantangan lain berupa penurunan pendapatan negara dan penerimaan pajak di awal tahun 2025. Laporan APBN KiTa (APBN Kinerja dan Fakta) edisi Februari 2025 mencatat pendapatan negara sebesar Rp316,9 triliun, atau 10,5 persen dari target APBN tahun ini. Angka ini menunjukkan penurunan 20,85 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 yang mencapai Rp400,4 triliun. Meskipun demikian, Airlangga menegaskan bahwa kondisi fiskal Indonesia masih aman dan pemerintah tetap optimistis mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Kondisi Fiskal Indonesia Tetap Aman
Menanggapi defisit APBN di awal tahun, Airlangga memberikan penjelasan usai menghadiri rapat di Kompleks Istana Kepresidenan pada Kamis (14/3). Beliau menekankan bahwa kondisi fiskal Indonesia masih dalam batas aman. "Masih dalam range, masih optimis (pertumbuhan ekonomi 8 persen), defisit juga kan masih (terjaga) 3 persen, dan rasio utang di bawah 40 persen," jelas Airlangga. Pernyataan ini sekaligus membandingkan rasio utang Indonesia dengan negara lain seperti Singapura (170 persen) dan Jepang (lebih dari 200 persen).
Pemerintah, menurut Airlangga, telah menyiapkan berbagai program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk Program BINA Diskon Lebaran 2025 yang akan diluncurkan selama bulan Ramadan hingga Lebaran. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan negara dan memperbaiki kinerja APBN secara keseluruhan.
Meskipun terdapat defisit di awal tahun, pemerintah tetap optimistis dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Langkah-langkah strategis yang telah dan akan diambil diharapkan mampu mengatasi tantangan fiskal dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Program BINA Diskon Lebaran 2025
Program BINA Diskon Lebaran 2025 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan memberikan dampak positif terhadap sektor riil. Detail mengenai program ini akan dijelaskan lebih lanjut oleh pemerintah.
Pemerintah terus memantau perkembangan ekonomi dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan fiskal yang telah diterapkan. Langkah-langkah antisipatif akan diambil untuk menghadapi potensi tantangan di masa mendatang.
Dengan adanya optimisme dari pemerintah dan langkah-langkah strategis yang telah direncanakan, diharapkan kinerja APBN akan membaik di bulan-bulan mendatang.
Secara keseluruhan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan.