Aksi Sosial dan Ragam Budaya Meriahkan Perayaan Waisak di Samarinda
Perayaan Waisak di Samarinda tahun ini diwarnai aksi sosial dan gelaran budaya, memperkuat persaudaraan dan toleransi antarumat beragama di tengah pelaksanaan tradisi pradaksina dan Puja Bhakti Waisak.

Perayaan Hari Raya Waisak 2567 BE/2025 M di Samarinda, Kalimantan Timur, tidak hanya diramaikan oleh kegiatan spiritual umat Buddha, tetapi juga diwarnai dengan aksi sosial dan berbagai pertunjukan budaya yang memperteguh semangat persaudaraan dan toleransi antarumat beragama. Perayaan ini melibatkan berbagai wihara di bawah naungan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Kaltim, serta tokoh agama dari berbagai latar belakang.
Menurut Bhikkhu Vihara Muladharma Samarinda, Bhante YM Thitaviriyo Thera, kegiatan bakti sosial dan seni budaya yang diselenggarakan bersamaan dengan Waisak bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa toleransi. Beliau menekankan pentingnya umat Buddha sebagai warga negara Indonesia untuk mematuhi hukum dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Bhante Thitaviriyo menambahkan bahwa ajaran Sang Buddha tidak hanya berfokus pada praktik keagamaan semata, tetapi juga menekankan pentingnya kehidupan yang tertib dan harmonis dalam masyarakat. "Jika masing-masing individu dapat menjaga diri dengan ajaran agamanya dan menghargai orang lain dengan toleransi, maka kehidupan akan harmonis," ungkap Bhante Thitaviriyo.
Semarak Waisak: Aksi Sosial dan Gelaran Budaya
Rangkaian kegiatan Waisak tahun ini meliputi berbagai kegiatan sosial dan budaya. Salah satu acara yang menonjol adalah Wonderful Vesak 2025 yang berlangsung di Big Mall Samarinda pada tanggal 9-11 Mei 2025. Acara ini menampilkan beragam seni dan budaya yang memperkaya perayaan Waisak.
Selain itu, kegiatan bakti sosial juga dilaksanakan di Buddhist Centre Samarinda. Kegiatan ini mencakup bantuan kemanusiaan dan donor darah yang berhasil mengumpulkan sekitar 250 kantong darah untuk disumbangkan kepada Palang Merah Indonesia (PMI). Aksi sosial ini menunjukkan kepedulian umat Buddha terhadap sesama dan masyarakat luas.
Puncak perayaan Waisak di Buddhist Centre Samarinda dirayakan pada Senin, 12 Mei 2025, pukul 19.00 WITA, dengan pelaksanaan Puja Bhakti Waisak. Umat Buddha juga melaksanakan tradisi pradaksina, yaitu mengelilingi wihara sambil merenungkan dharma, sebagai bagian dari ritual keagamaan mereka.
Toleransi Antarumat Beragama: Pilar Kerukunan di Samarinda
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Samarinda, KH Zaini Naim, turut memberikan pernyataan terkait perayaan Waisak. Beliau menekankan bahwa esensi toleransi tidak hanya terletak pada penghormatan terhadap agama sendiri, tetapi juga pada penghargaan terhadap keyakinan agama lain.
KH Zaini juga menambahkan bahwa kerukunan dalam interaksi sosial mengajarkan pentingnya menghormati agama lain dan menghindari sikap sewenang-wenang. Beliau menyoroti pentingnya menanamkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan kepada generasi muda Samarinda.
"Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk meregenerasi semangat toleransi. Pemuda harus bangkit dan menjadi pelopor kerukunan antarumat beragama. Toleransi itu adalah nilai kemanusiaan yang universal, melampaui batasan agama," tegas KH Zaini Naim.
Perayaan Waisak di Samarinda tahun ini menjadi bukti nyata harmoni dan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Kegiatan sosial dan budaya yang beragam tidak hanya memperkaya perayaan keagamaan, tetapi juga memperkuat ikatan persaudaraan dan rasa kebersamaan di tengah masyarakat.