Aplikasi SORA Anti-Bullying SMAN 1 Magetan: Inovasi Cerdas Tembus 6 Besar Inotek Jatim 2025
Aplikasi SORA anti-bullying dari SMAN 1 Magetan berhasil tembus 6 besar Kompetisi Inovasi dan Teknologi (Inotek Award) Provinsi Jatim 2025. Penasaran bagaimana inovasi ini memerangi perundungan di sekolah?

SMA Negeri 1 Magetan menorehkan prestasi gemilang dengan inovasi terbarunya, aplikasi SORA atau Sobat Remaja Anti-Bullying. Aplikasi ini sukses masuk dalam jajaran enam besar pada ajang bergengsi Kompetisi Inovasi dan Teknologi (Inotek Award) Provinsi Jawa Timur 2025. Pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari perundungan.
Aplikasi SORA dirancang khusus sebagai media edukasi interaktif yang membantu para remaja memahami secara mendalam bahaya perundungan. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan panduan praktis tentang cara menghadapi situasi perundungan yang mungkin terjadi. Dengan memanfaatkan teknologi, SORA diharapkan menjadi solusi yang mudah diakses dan relevan bagi pelajar.
Kepala SMA Negeri 1 Magetan, Aris Sudarmono, mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan ini saat menerima tim penilai lapangan Inotek Award Jatim. Ia berharap inovasi ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Magetan dan Jawa Timur, serta turut melahirkan generasi kreatif yang siap menyokong kemajuan Indonesia 2045.
SORA: Solusi Inovatif Pencegah Perundungan
Aplikasi SORA dikembangkan sepenuhnya oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Magetan sebagai respons terhadap isu perundungan di lingkungan sekolah. Aplikasi ini berfungsi untuk mengenalkan berbagai bentuk tindakan yang termasuk dalam kategori perundungan, mulai dari perundungan verbal hingga fisik. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang dampak negatif dari perilaku tersebut.
Lebih lanjut, SORA juga memfasilitasi mekanisme pelaporan yang jelas dan mudah diakses bagi siswa yang menjadi korban atau saksi perundungan. Mereka dapat melaporkan kejadian tersebut langsung kepada guru pembina atau Tim Pencegahan Tindak Kekerasan (TPTK) di sekolah. Hal ini memastikan bahwa setiap kasus perundungan dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Aris Sudarmono menegaskan bahwa keberadaan aplikasi SORA sangat mendukung program pencegahan perundungan yang telah dicanangkan oleh sekolah. Dengan adanya alat ini, diharapkan tercipta lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah. Inovasi ini menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesejahteraan psikologis siswa.
Keunggulan Teknis dan Prospek Aplikasi SORA
Tim juri Inotek Award Jatim memberikan apresiasi tinggi terhadap aplikasi SORA, khususnya terkait kelengkapan fiturnya. Muhammad Irfan Hadi, salah satu anggota tim juri, menyatakan bahwa SORA memiliki keunggulan signifikan dibandingkan aplikasi serupa yang pernah ia temui, termasuk dari Yogyakarta. Ia juga mengapresiasi fakta bahwa aplikasi ini sudah aktif digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Magetan.
Dari aspek teknis, Edi Jatmiko, juri lainnya, memastikan bahwa tampilan atau frontend aplikasi SORA berfungsi dengan baik dan tidak mengambil kode dari pihak lain. Pemeriksaan mendalam juga dilakukan pada sisi backend untuk memastikan orisinalitas pemrogramannya. Selain aspek teknis, tim juri juga menyoroti potensi manfaat positif aplikasi ini bagi masyarakat luas, bukan hanya di lingkungan sekolah.
Ke depan, terdapat harapan besar agar aplikasi SORA dapat disosialisasikan secara lebih luas dan diimplementasikan di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SMA, SMP, hingga SD di Kabupaten Magetan. Ini akan menjadi langkah penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih aman dan bebas dari perundungan di seluruh wilayah. Kunjungan tim penilai Inotek Award 2025 Provinsi Jatim ini dihadiri oleh perwakilan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Ponorogo, Tim Bappeda Litbang Kabupaten Magetan, serta jajaran terkait lainnya, menunjukkan dukungan lintas sektor terhadap inovasi ini.