Balita Gizi Buruk di Kendari, Butuh Perhatian Pemerintah
Seorang balita penderita gizi buruk di Kendari, Sulawesi Tenggara, menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena kondisi kesehatan yang memprihatinkan sejak lahir, mengungkapkan pentingnya edukasi kesehatan ibu hamil dan dukungan pemerintah.
Seorang anak berusia enam tahun sepuluh bulan, Muh Alghifar Aswandi, tengah berjuang melawan gizi buruk di sebuah rumah sakit di Kendari, Sulawesi Tenggara. Balita asal Kelurahan Watubangga ini dirawat intensif sejak Jumat, 31 Januari 2020, dengan kondisi memprihatinkan: tinggi badan 76 sentimeter dan berat badan hanya 5,8 kilogram.
Menurut keterangan perawat yang enggan disebutkan namanya, Alghifar merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Kondisi gizi buruknya telah dialami sejak lahir, diperparah oleh penyakit penyerta seperti diare akut, demam, batuk, anemia, pneumonia bilateral, dan down syndrome. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas masalah kesehatan yang dihadapi balita tersebut.
Salah satu faktor penyebab kondisi Alghifar, menurut perawat, adalah kurangnya edukasi kesehatan ibu selama masa kehamilan. "Harusnya periksa kandungan dilakukan setiap bulan, konsultasi ke dokter atau bidan, dan pemenuhan nutrisi saat masih dalam kandungan," jelas perawat tersebut. Hal ini menyoroti pentingnya akses dan pemahaman akan perawatan kehamilan yang baik.
Ibu Alghifar, Hasniar, mengungkapkan bahwa anaknya lahir prematur dengan berat badan hanya 1,7 kilogram. Keterbatasan ekonomi keluarga membuat Alghifar hanya menjalani perawatan inkubator selama seminggu, padahal seharusnya 45 hari. Ketidakmampuan untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai sejak awal kehidupan memperburuk kondisi kesehatan Alghifar.
Kondisi Alghifar semakin memburuk dalam sepekan terakhir. Berat badannya turun dari 7,8 kilogram menjadi 5,8 kilogram karena muntah-muntah. Ini menunjukkan penurunan kondisi yang signifikan dan membutuhkan penanganan segera.
Pihak rumah sakit berkomitmen memberikan perawatan terbaik bagi Alghifar. Namun, kasus ini juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam memberikan dukungan berkelanjutan, baik dalam hal akses layanan kesehatan, edukasi kesehatan masyarakat, maupun bantuan ekonomi bagi keluarga kurang mampu.
Kasus Alghifar menjadi pengingat akan pentingnya pencegahan gizi buruk sejak dini melalui edukasi kesehatan ibu hamil dan akses layanan kesehatan yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat. Semoga kasus ini dapat mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan layanan kesehatan, khususnya bagi keluarga kurang mampu yang rentan mengalami masalah gizi buruk.