Bangka Tengah Siapkan 60 Ton Beras untuk Cadangan Pangan Darurat
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menyiapkan 60 ton beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk mengantisipasi kondisi darurat, bencana alam, dan gejolak harga beras.

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah menyiapkan langkah antisipatif dalam menghadapi potensi krisis pangan. Sebanyak 60 ton beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) telah disiapkan dan disimpan di gudang Bulog. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat Bangka Tengah dalam situasi darurat, baik bencana alam maupun gejolak ekonomi yang berdampak pada harga beras di pasaran.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Bangka Tengah, Joko Triadi, menjelaskan bahwa stok beras CPP ini merupakan jaring pengaman pangan bagi masyarakat. "Kita punya sekitar 60 ton stok CPP di gudang Bulog yang bisa digunakan jika terjadi kondisi darurat seperti bencana alam," ungkap Joko Triadi dalam keterangannya di Koba, Senin.
Joko Triadi menambahkan bahwa CPP tidak hanya ditujukan untuk menghadapi bencana alam semata, tetapi juga untuk mengatasi potensi krisis sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga beras. Dengan demikian, beras CPP dapat didistribusikan kepada masyarakat Bangka Tengah yang membutuhkan.
Program Rastrada dan Efisiensi Anggaran
Terkait program bantuan beras kesejahteraan daerah (Rastrada), Joko Triadi menjelaskan adanya perubahan mekanisme pendistribusian. Sebelumnya, program Rastrada ditangani oleh Dinas Sosial, namun kini telah dialihkan ke Dinas Pertanian dan Pangan. Perubahan ini bukan berarti program Rastrada dihapuskan, melainkan diintegrasikan ke dalam program CPP untuk meningkatkan efisiensi anggaran.
Pengalihan program Rastrada ke Dinas Pertanian dan Pangan bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan anggaran. Setiap tahun, Pemerintah Bangka Tengah menambah stok beras di Bulog, yang mengakibatkan adanya biaya perawatan yang cukup signifikan. Dengan mengintegrasikan Rastrada ke dalam CPP, pemerintah daerah berharap dapat mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan efektivitas pengadaan beras.
"Jadi tidak benar kalau Rastrada kita hapus, melainkan program ini dialihkan ke Dinas Pertanian dan Pangan atau digabung dalam program CPP untuk efisiensi anggaran," jelas Joko Triadi. Ia menambahkan bahwa strategi ini dinilai lebih efektif dalam menjaga ketersediaan beras sekaligus menghemat anggaran.
Dengan menggabungkan program Rastrada ke dalam CPP, Pemerintah Bangka Tengah berupaya menciptakan sistem yang lebih efisien dan terintegrasi dalam pengelolaan cadangan pangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan jaminan ketersediaan beras bagi masyarakat Bangka Tengah, baik dalam kondisi normal maupun darurat.
Kesimpulan
Langkah Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dalam menyiapkan 60 ton beras CPP merupakan upaya proaktif dalam menghadapi potensi krisis pangan. Integrasi program Rastrada ke dalam CPP juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan efisiensi anggaran dan memastikan distribusi bantuan pangan yang tepat sasaran. Dengan adanya cadangan beras ini, diharapkan masyarakat Bangka Tengah dapat terjamin ketersediaan pangannya, khususnya beras, dalam berbagai situasi.