Banjarmasin Perkuat Tebing Sungai Antisipasi Banjir 2025
Pemerintah Kota Banjarmasin memprioritaskan penguatan tebing sungai sebagai solusi penanggulangan banjir pada tahun 2025, termasuk normalisasi Sungai Veteran dengan bantuan pemerintah pusat dan Bank Dunia.

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tengah bersiap menghadapi potensi banjir dengan program prioritas penguatan tebing sungai yang dicanangkan pada tahun 2025. Program ini diluncurkan sebagai bagian dari program 100 hari kerja Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, dan Wakilnya, Hj. Ananda. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap intensitas hujan tinggi dan pasang surut air laut yang kerap memicu banjir di kota tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya untuk menormalisasi sungai-sungai di Banjarmasin. "Ini merupakan program prioritas 100 hari pak wali kota dan ibu wakil wali kota," ujarnya pada Jumat lalu. Normalisasi ini akan difokuskan pada penguatan tebing sungai dengan pembangunan siring dan pengerukan sungai, terutama di daerah rawan banjir di Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Selatan.
Suri menambahkan bahwa normalisasi sungai bertujuan untuk menjadikan sungai sebagai pengendali banjir. "Dengan cara itu, sungai bisa menjadi pengendali banjir, sebab kondisi cuaca saat ini yang terkadang terjadi intensitas hujan tinggi," paparnya. Kondisi geografis Banjarmasin yang berada di bawah permukaan laut juga menjadi faktor penyebab tingginya risiko banjir. "Memang kondisi ini dikarenakan struktur tanah daerah kita di bawah permukaan laut," jelasnya.
Normalisasi Sungai Veteran: Proyek Besar Bernilai Triliunan
Salah satu proyek normalisasi sungai terbesar yang tengah dijalankan adalah normalisasi Sungai Veteran di Banjarmasin Tengah. Proyek ini mendapatkan dukungan signifikan dari pemerintah pusat melalui National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) atau Proyek Ketahanan Banjir Perkotaan Nasional. Pada tahap awal, normalisasi akan dilakukan sepanjang 900 meter.
Sungai Veteran, yang sempat mati suri selama puluhan tahun akibat tertutup bangunan warga, kini tengah direvitalisasi. Proyek ini juga didukung oleh Bank Dunia dengan target pendanaan mencapai Rp1 triliun. "Saat ini sedang dikerjakan, Sungai Veteran merupakan kanal banjir yang dulunya dibuat zaman penjajahan Belanda," ungkap Suri. Normalisasi sungai ini tidak hanya bertujuan untuk pengendalian banjir, tetapi juga untuk pengembangan wisata.
"Jadi sungai itu tidak hanya sebagai kanal banjir, namun juga jadi objek wisata nantinya," tambah Suri. Proyek ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah banjir di Banjarmasin secara terintegrasi, dengan melibatkan berbagai pihak dan sumber daya untuk mencapai hasil yang optimal. Kerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Kementerian Pekerjaan Umum RI juga menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
Program ini diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang bagi permasalahan banjir di Banjarmasin. Dengan memperkuat tebing sungai dan menormalisasi aliran sungai, diharapkan kota ini dapat lebih siap menghadapi musim hujan dan pasang surut air laut yang ekstrem. Penguatan tebing sungai ini juga akan memberikan perlindungan bagi permukiman warga yang berada di sekitar sungai.
Selain Sungai Veteran, beberapa sungai lain di Banjarmasin juga akan mendapatkan perhatian dalam program normalisasi ini. Pemerintah Kota Banjarmasin berkomitmen untuk terus berupaya dalam meningkatkan infrastruktur kota untuk melindungi warga dari bencana banjir.