Banjir Karawang: Ratusan Rumah Terendam Lebih dari Seminggu, Warga Mengungsi
Banjir yang melanda Desa Karangligar, Karawang, telah berlangsung lebih dari seminggu, merendam ratusan rumah dan menyebabkan warga mengungsi, sementara proyek pengendalian banjir ditargetkan rampung pada 2025.

Banjir yang melanda ratusan rumah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, telah berlangsung selama lebih dari satu pekan. Wakil Bupati Karawang, Maslani, dan Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, meninjau langsung lokasi bencana pada Minggu, 9 September 2023, dan menyalurkan bantuan sosial kepada warga terdampak di Kampung Kampek.
Bencana ini menimbulkan kerugian besar, baik materiil maupun immateriil bagi warga. Saan Mustopa mengungkapkan bahwa Desa Karangligar telah berulang kali dilanda banjir selama kurang lebih 14 tahun terakhir. Kondisi ini mendorong kebutuhan akan penanganan serius dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang.
Harapan besar tertuju pada proyek pengendalian banjir yang ditargetkan selesai pada tahun 2025. Proyek ini diharapkan mampu mencegah terulangnya bencana serupa di Desa Karangligar dan sekitarnya di masa mendatang. Sementara itu, ratusan warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang merendam pemukiman mereka selama sepekan terakhir.
Banjir di Desa Karangligar: Sepekan Terendam
Ketinggian air di Desa Karangligar bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga mencapai satu meter. Warga setempat mengakui bahwa banjir telah berlangsung selama kurang lebih satu pekan, meskipun sempat surut, namun kembali naik akibat luapan Sungai Cibeet. Lebih dari 100 rumah di desa tersebut masih terendam banjir hingga Minggu, 9 September 2023.
Kondisi ini menunjukkan betapa seriusnya permasalahan banjir di Desa Karangligar. Butuh upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk mengatasi masalah ini secara permanen. Proyek pengendalian banjir yang sedang berjalan diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang.
Bantuan sosial yang diberikan diharapkan dapat meringankan beban warga terdampak. Namun, bantuan tersebut hanyalah solusi sementara. Solusi jangka panjang tetap diperlukan untuk mencegah terulangnya bencana banjir di wilayah tersebut.
"Desa Karangligar sejak sekitar 14 tahun lalu hingga saat ini masih menjadi daerah langganan banjir. Kondisi itu menimbulkan kerugian besar, baik materiil maupun immateriil. Sehingga perlu penanganan serius guna mengatasinya." ungkap Saan Mustopa.
Luapan Sungai Cilamaya Juga Sebabkan Banjir
Tidak hanya di Desa Karangligar, banjir juga melanda beberapa desa lain di Karawang akibat luapan Sungai Cilamaya. Di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, puluhan rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 20-40 sentimeter.
Kondisi serupa juga terjadi di Desa Gempol Kolot dan Desa Jayamukti, Kecamatan Banyusari. Puluhan rumah di kedua desa tersebut juga terendam banjir akibat luapan sungai yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan banjir di Karawang merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan penanganan terintegrasi.
Pemerintah daerah perlu melakukan kajian mendalam untuk mengidentifikasi penyebab banjir dan merumuskan solusi yang tepat dan berkelanjutan. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, sangat penting untuk keberhasilan upaya penanggulangan banjir ini.
Pentingnya koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait dalam penanggulangan bencana banjir di Karawang menjadi hal yang krusial untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Kesimpulan: Banjir yang melanda Karawang, khususnya di Desa Karangligar dan beberapa desa lainnya, menuntut penanganan serius dan terintegrasi dari berbagai pihak. Proyek pengendalian banjir yang direncanakan rampung pada 2025 diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir yang berulang ini. Sementara itu, bantuan sosial dan upaya evakuasi terus dilakukan untuk meringankan beban warga terdampak.