Banjir Rendam Barito Kuala, BNPB: Penanganan Dilakukan Tim Gabungan
Banjir yang melanda sembilan desa di Barito Kuala, Kalimantan Selatan, akibat hujan deras sejak 19 April, kini ditangani oleh tim gabungan dari pemerintah daerah dan aparat keamanan.

Banjir yang melanda sembilan desa di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, sejak Sabtu, 19 April 2023, pukul 16.00 Wita, hingga kini masih dalam penanganan tim gabungan. Tim gabungan ini terdiri dari unsur pemerintah daerah, TNI, dan Polri. Banjir disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, mengakibatkan genangan air setinggi 50 hingga 120 centimeter.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa banjir masih bertahan di beberapa titik dengan genangan air yang cukup tinggi. Oleh karena itu, penanganan terus dilakukan untuk membantu warga yang terdampak. "Banjir masih bertahan di beberapa titik dengan genangan air cukup tinggi, sehingga penanganan terus dilakukan untuk membantu warga terdampak," kata Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Bencana alam ini telah menyebabkan dampak yang signifikan terhadap berbagai fasilitas umum dan warga. Selain merendam permukiman warga, banjir juga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas penting. Kerusakan tersebut meliputi 21 fasilitas pendidikan, enam fasilitas kesehatan, 10 rumah ibadah, 13 kantor pemerintahan, sembilan fasilitas umum, dan tiga unit tempat usaha. Lebih dari 11 kilometer jalan juga terdampak banjir.
Dampak Banjir di Barito Kuala
Tim reaksi cepat BPBD Barito Kuala telah mendata wilayah terdampak yang mencakup Kecamatan Kuripan. Sembilan desa yang terdampak adalah Jambu, Jambu Baru, Kabuau, Asia Baru, Jernang, Kuripan, Rimbau Tulang, Tabatan, dan Tabatan Baru. Sebanyak 1.123 kepala keluarga (KK) terdampak banjir, dengan 15 orang di antaranya mengungsi dan berada dalam pendampingan tim petugas gabungan.
Berdasarkan data yang diperoleh, kebutuhan mendesak warga terdampak meliputi logistik, obat-obatan, air bersih, pelampung, dan bahan bangunan. Perhatian khusus juga diperlukan untuk bayi, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan lanjut usia. "Asesmen dan kaji cepat untuk kebutuhan mendesak ini dilakukan oleh tim BPBD Kabupaten Barito Kuala dan berkoordinasi dengan aparat," tambah Abdul Muhari.
Proses penanganan banjir melibatkan berbagai pihak dan upaya untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga terdampak terus dilakukan. Koordinasi yang baik antara BPBD Barito Kuala, TNI, Polri, dan pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan pascabanjir.
Langkah-langkah penanganan banjir yang dilakukan meliputi:
- Penyaluran bantuan logistik kepada warga terdampak.
- Pembukaan posko pengungsian bagi warga yang rumahnya terendam.
- Pembersihan material sisa banjir.
- Perbaikan infrastruktur yang rusak.
Meskipun situasi masih sulit, upaya penanganan banjir di Barito Kuala terus dilakukan dengan harapan agar kehidupan warga dapat kembali normal secepatnya.