Banjir Rawajati: Warga Berbenah Saat Sahur, Evakuasi di Tengah Kenaikan Air yang Cepat
Banjir besar menerjang RW 07 Rawajati, Jakarta Selatan, memaksa warga berbenah dan menyelamatkan diri saat sahur, dengan ketinggian air mencapai 350 cm.

Banjir besar menerjang RW 07 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, sejak Senin (3/3) hingga Selasa (4/3). Peristiwa ini memaksa warga berjuang menyelamatkan diri dan harta benda mereka, bahkan di tengah kesibukan sahur. Ketinggian air yang mencapai 350 cm membuat evakuasi menjadi perjuangan tersendiri bagi warga yang terdampak.
"Pas sahur itu sambil gendong anak, makan, dan berbenah," ungkap Eva (43), salah satu warga yang terdampak, kepada wartawan. Situasi darurat ini mengharuskan warga Rawajati untuk memprioritaskan keselamatan, khususnya bagi anak-anak dan lansia. Mereka harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan diri dan barang berharga sebelum air semakin meninggi.
Kisah perjuangan warga Rawajati ini menggambarkan kepanikan dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka tidak hanya berjuang melawan derasnya air, tetapi juga harus menghadapi tantangan logistik dan keamanan selama proses evakuasi. Banyak warga yang harus meninggalkan rumah dengan hanya membawa barang-barang penting, meninggalkan harta benda lainnya yang terendam banjir.
Evakuasi Darurat di Tengah Sahur
Eva, yang memiliki bayi, memprioritaskan keselamatan anaknya terlebih dahulu. "Saya bilang ke ibu 'udahlah harta bisa dicari yang penting nyawa selamat dulu'. Karena kalau di dalam rumah kan, orang di luar enggak tau, takutnya ada ular dan biawak," ujarnya menjelaskan keputusannya mengevakuasi keluarganya. Ia juga menceritakan kesulitannya dalam mengevakuasi ibunya yang lansia dan enggan meninggalkan rumah.
Tidak hanya Eva, warga lainnya seperti Mislawati (25) juga mengalami pengalaman serupa. Ia dan keluarganya harus bergegas menyelamatkan barang-barang berharga ke lantai dua rumah mereka saat air mulai naik dengan cepat sekitar pukul 08.00 WIB. "Itu kayak perabotan rumah tangga kek gitu, lemari, lemari TV kita angkut ke lantai 2," katanya. Kecepatan air naik yang mencapai 2-3 meter membuat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk persiapan.
Kisah-kisah ini menggambarkan betapa cepat dan dahsyatnya banjir yang melanda Rawajati. Warga harus beradaptasi dan mengambil keputusan cepat dalam situasi yang penuh tekanan, di mana mereka harus menyeimbangkan kebutuhan sahur dengan upaya penyelamatan diri dan harta benda.
Banjir Rawajati: Lebih Besar dari Banjir 5 Tahunan
Menurut Eva, banjir kali ini jauh lebih besar dibandingkan banjir yang terjadi lima tahun lalu. Hal ini menunjukkan peningkatan risiko bencana banjir di daerah tersebut. Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi warga Rawajati akan potensi banjir susulan di masa mendatang.
BPBD DKI Jakarta mencatat hingga pukul 12.00 WIB, tujuh RT di Rawajati terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 170 hingga 350 sentimeter. Banjir ini disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung. Data ini menunjukkan skala kerusakan yang signifikan dan dampak luas yang ditimbulkan oleh banjir tersebut.
Kondisi banjir yang masih berlangsung hingga pukul 09.05 WIB menunjukkan bahwa situasi belum sepenuhnya terkendali. Upaya evakuasi dan penanggulangan banjir masih terus dilakukan oleh pihak berwenang. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di daerah rawan banjir.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Banjir di Rawajati menimbulkan kerugian material bagi warga yang terdampak. Banyak rumah dan harta benda warga terendam air. Selain itu, banjir juga mengganggu aktivitas warga sehari-hari, termasuk kegiatan sahur dan ibadah. Upaya penanganan banjir oleh BPBD DKI Jakarta dan instansi terkait terus dilakukan untuk membantu warga terdampak.
Peristiwa ini menjadi sorotan penting terkait manajemen pengelolaan sungai dan sistem peringatan dini banjir. Perlu adanya evaluasi dan peningkatan sistem untuk meminimalisir dampak banjir di masa mendatang. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Kejadian ini juga menggarisbawahi perlunya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam penanggulangan bencana. Dengan kerjasama yang baik, diharapkan dampak banjir dapat diminimalisir dan keselamatan warga dapat diutamakan.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih waspada dan siap menghadapi potensi bencana alam di masa depan. Solidaritas dan kepedulian antar sesama sangat penting dalam menghadapi situasi darurat seperti ini.