Banjir Jakarta: Warga Mancing di Depan Sekolah yang Terendam, Kesulitan Warga Lain Terungkap
Banjir di Jakarta Selatan akibat meluapnya Kali Ciliwung menyebabkan warga terpaksa mengungsi dan sebagian lainnya memilih mengisi waktu dengan memancing di depan sekolah yang terendam.

Banjir yang melanda Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Januari 2024, menyisakan pemandangan yang tak biasa. Di depan MTSN 23 Jakarta, Jalan Kemuning Dalam I RT11/RW06, Pejaten Timur, yang terendam banjir hingga 120 sentimeter, seorang warga bernama Ahmad (60) terlihat asyik memancing. Kejadian ini terjadi di tengah kesulitan yang dialami warga lain akibat banjir yang merendam rumah mereka.
Ahmad, yang rumahnya berada di lokasi lebih tinggi sehingga tak terdampak banjir, mengaku memancing hanya untuk mengisi waktu luang. Ia menduga ikan-ikan yang berhasil ia tangkap berasal dari kolam ikan sekolah yang meluap sejak pukul 03.00 WIB. "Saya iseng mancing karena lagi libur," ujarnya saat ditemui.
Berbeda dengan Ahmad, warga lain seperti Sarinten merasakan dampak buruk banjir tersebut. Rumahnya terendam, membuatnya susah tidur dan tak bisa bekerja. "Sengsara, tak bisa tidur dari semalam, mau kerja tak bisa," keluh Sarinten. Ia terpaksa membangunkan keluarganya untuk menyelamatkan barang-barang agar tidak terendam.
Warga Mancing di Tengah Banjir
Ahmad berhasil mendapatkan seekor lele dumbo yang kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan dibawa pulang oleh anaknya. Ia mengamati banyak ikan yang bergelombang di permukaan air, mengindikasikan banyak ikan yang lepas dari kolam sekolah. "Ini saya lihat tadi kok banyak gelombang ikan. Sepertinya banyak yang lepas dari kolam," tuturnya.
Menurut Ahmad, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam lima tahun terakhir. Ketinggian air mencapai puncaknya pada pukul 06.00 WIB, diperkirakan lebih dari tiga meter dan merendam MTSN 23. "Ini paling tinggi tadi jam 06.00 WIB, ada tiga meter lebih kayaknya," ucapnya.
Sementara itu, Sarinten berharap pemerintah segera memberikan bantuan agar ia dan warga lainnya dapat segera pulih dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. Ia menggambarkan kesulitan yang dialaminya akibat banjir yang merendam rumahnya.
Dampak Banjir di Rawajati
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga pukul 13.00 WIB, tercatat enam Rukun Tetangga (RT) di Rawajati, Jakarta Selatan, terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 120 sentimeter. Banjir ini disebabkan oleh meluapnya air Kali Ciliwung.
Peristiwa ini menggambarkan dampak yang berbeda dari satu warga ke warga lainnya. Ada yang memanfaatkan situasi untuk kegiatan rekreasi, sementara yang lain harus menghadapi kesulitan ekonomi dan sosial akibat banjir. Perbedaan ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan bantuan yang tepat sasaran dari pemerintah untuk menghadapi bencana alam seperti banjir.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mencegah banjir dan sistem penanggulangan bencana yang efektif untuk membantu warga yang terdampak. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih siap menghadapi bencana di masa mendatang.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Baik dari segi infrastruktur maupun kesiapan warga dalam menghadapi situasi darurat.
Kesimpulan
Peristiwa banjir di Jakarta Selatan ini menjadi sorotan, dengan adanya warga yang memancing di tengah genangan dan warga lainnya yang menderita kerugian akibat terendamnya rumah mereka. Peristiwa ini menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan dan bantuan pemerintah dalam menghadapi bencana alam.