Banten Harap Proyek Giant Sea Wall Cegah Abrasi Pantai Utara
Pemprov Banten berharap proyek Giant Sea Wall yang membentang dari Banten hingga Gresik dapat mencegah abrasi di pesisir utara Banten dan melindungi lahan pertanian serta tambak masyarakat.

Serang, 27 Februari 2024 - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berharap pembangunan proyek infrastruktur tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di pantai utara Pulau Jawa, yang dimulai dari Banten, dapat membantu mencegah abrasi yang mengancam masyarakat pesisir. Proyek ini dinilai penting, terutama untuk mengatasi abrasi yang berdampak pada lahan pertanian dan tambak, sumber ekonomi utama masyarakat pesisir, seperti di Pontang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, Mahdani, mengungkapkan bahwa hingga saat ini Pemprov Banten masih menunggu kepastian keterlibatan dalam proyek yang diinisiasi pemerintah pusat tersebut. Belum ada komunikasi resmi terkait perencanaan proyek Giant Sea Wall (GSW) yang akan membentang dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur.
Mahdani menambahkan bahwa informasi mengenai proyek ini baru didapat baru-baru ini, dan sejauh ini pembangunan Giant Sea Wall lebih terfokus dari DKI Jakarta ke arah timur. Oleh karena itu, koordinasi lebih lanjut dengan kementerian terkait masih diperlukan untuk memastikan keterlibatan Banten dalam proyek ini.
Giant Sea Wall dan Peran Pemprov Banten
Pemprov Banten berpotensi terlibat dalam pembahasan proyek Giant Sea Wall jika pembangunannya berada dalam radius 0-12 mil laut dari garis pantai, sesuai kewenangan provinsi. Namun, kepastian teknis dari pemerintah pusat masih dinantikan. Belum ada kejelasan mengenai bentuk proyek, termasuk apakah akan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) atau tidak.
Selain menunggu arahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan kementerian terkait, Pemprov Banten juga terus berupaya melindungi pesisir utara Banten dari abrasi melalui program penanaman mangrove yang dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).
Mahdani menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat terkait teknis pembangunan Giant Sea Wall, termasuk skema pembiayaan dan peran daerah dalam proyek tersebut.
Proyek Jangka Panjang Nasional
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk membangun tanggul raksasa di pantai utara Pulau Jawa. Proyek ini direncanakan membentang sepanjang 700 kilometer dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur, dan merupakan proyek jangka panjang yang membutuhkan waktu hingga puluhan tahun.
Presiden Prabowo juga telah mengingatkan agar pembangunan Giant Sea Wall tidak terhambat oleh siklus politik lima tahunan. Beliau mencontohkan pembangunan tanggul serupa di Eropa yang dapat memakan waktu hingga 40 tahun. Oleh karena itu, pembangunan Giant Sea Wall Jakarta-Cirebon diusulkan sebagai Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga telah menyatakan bahwa pembangunan Giant Sea Wall masuk dalam PSN Tahun 2025 dan akan terhubung dengan tanggul pengendali banjir dan rob di Tambaklorok, Semarang. Skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) juga tengah dipersiapkan untuk proyek ini.
Pembangunan Giant Sea Wall diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi permasalahan abrasi di pantai utara Jawa, termasuk di wilayah Banten. Namun, koordinasi dan perencanaan yang matang antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan proyek ini.