Bantu Korban Bullying: Pindah Sekolah, Bukan Solusi Utama, Tapi Perlu Dukungan Profesional
Psikolog Sani Budiantini menyarankan beberapa upaya pemulihan trauma korban perundungan di sekolah, termasuk kemungkinan pindah sekolah, namun menekankan pentingnya dukungan psikologis profesional dan lingkungan sekolah yang suportif.

Seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budiantini S.Psi, Psi, memberikan solusi bagi anak yang menjadi korban perundungan di sekolah. Pernyataan ini disampaikan pada Sabtu lalu di Jakarta, merespon pertanyaan mengenai langkah yang tepat untuk membantu anak-anak yang mengalami trauma akibat bullying.
Salah satu solusi yang diutarakan adalah memindahkan anak korban perundungan ke sekolah lain yang lebih aman. Namun, Sani menekankan bahwa ini bukanlah solusi utama. Keputusan ini perlu dipertimbangkan jika trauma yang berkepanjangan mengganggu proses belajar, konsentrasi, dan kesehatan mental anak. Lingkungan sekolah yang aman menjadi kunci utama, meliputi aspek lingkungan fisik, penanganan kasus oleh guru, pengawasan, dan fasilitas keamanan seperti CCTV.
Idealnya, pelaku perundungan yang seharusnya mendapat konsekuensi, seperti pindah sekolah, bukan korbannya. Akan tetapi, kenyataannya, beberapa korban merasa perlu pindah sekolah karena trauma yang dialaminya. Penting untuk diingat bahwa pindah sekolah bukan jaminan pemulihan total.
Pemulihan trauma akibat bullying membutuhkan bantuan profesional. Sani menyarankan pendampingan psikologis, termasuk pemeriksaan awal untuk menilai tingkat keparahan dampak psikologisnya. Intervensi profesional sangat penting untuk membantu korban melewati masa sulit ini dan mencegah dampak jangka panjang.
Selain itu, sekolah juga memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan yang suportif. Sekolah perlu membangun sistem pendukung bagi korban bullying. Ini termasuk kemampuan mendengarkan keluhan korban tanpa menghakimi, melabel, atau menyalahkan. Menyalahkan korban justru akan memperparah luka batin mereka.
Kesimpulannya, penanganan korban bullying membutuhkan pendekatan holistik. Meskipun pindah sekolah bisa menjadi pilihan dalam situasi tertentu, dukungan psikologis profesional dan lingkungan sekolah yang aman dan suportif merupakan kunci utama pemulihan trauma. Sekolah harus berperan aktif menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua siswanya, mencegah terjadinya perundungan dan memberikan bantuan bagi korban.