Temanmu Di-bully? Psikolog UI Bagikan Kiat Penanganan Perundungan di Sekolah
Psikolog UI, Anna Surti Ariani, membagikan kiat membantu teman yang menjadi korban perundungan di sekolah, meliputi pelaporan ke pihak sekolah dan pemberian dukungan psikologis.

Jakarta, 10 Maret 2024 (ANTARA) - Perundungan atau bullying di sekolah menjadi masalah serius yang membutuhkan penanganan tepat. Psikolog klinis anak dan keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), Anna Surti Ariani, memberikan panduan praktis bagi siswa yang ingin membantu teman mereka yang menjadi korban perundungan.
Menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si, tindakan pertama dan terpenting adalah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang di sekolah. "Pelaporan itu jadi salah satu yang perlu kita lakukan. Kalau di sekolah berarti bisa melapor kepada guru bimbingan konseling (BK), atau kepada kepala sekolah, wali kelas, ataupun guru-guru yang memang bertanggung jawab," jelasnya dalam diskusi di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan.
Tidak hanya pelaporan, Nina, sapaan akrab Anna Surti Ariani, menekankan pentingnya memberikan dukungan psikologis awal atau psychological first aid kepada korban. Hal ini sejalan dengan program pemerintah, P3LP (Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis).
Langkah-langkah Membantu Teman yang Menjadi Korban Bullying
Nina menjelaskan beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan untuk membantu teman yang menjadi korban bullying. Pertama, perhatikan kondisi korban. Apakah ia tampak tertekan atau membutuhkan bantuan fisik? "Lihat dulu kondisi si korban ya, apakah dia kelihatannya misalnya nge-drop banget mungkin ada bantuan-bantuan tambahan yang bisa kita berikan seperti mengajak atau memapah dia ke tempat yang lebih aman. Kemudian kita bisa kasih minum," ujarnya.
Selanjutnya, berikan dukungan emosional. Bersikaplah sebagai pendengar yang baik dan empati tanpa menghakimi. Berikan ruang aman bagi korban untuk menceritakan pengalamannya. "Ketika kita jadi teman ceritanya korban, itu kalau bisa jangan judgmental, jangan menghakimi. Kita perlu jadi temannya korban, bisa bilang 'kalau misalnya kamu mau cerita, aku di sini, aku dengerin kamu kalau kamu gak mau cerita, gak apa-apa aku di sini nemenin kamu'," kata Nina.
Selain memberikan dukungan langsung, siswa juga dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih ramah dan inklusif. Mereka dapat mendorong teman-teman sebaya untuk menghindari perilaku bullying dan melaporkan jika melihat tindakan perundungan terjadi.
Pentingnya Dukungan Sistemik dalam Mengatasi Bullying
Peran sekolah sangat penting dalam mencegah dan menangani perundungan. Sekolah perlu memiliki program anti-bullying yang efektif, termasuk pelatihan bagi guru dan staf dalam mengidentifikasi dan merespon kasus perundungan. Selain itu, sekolah juga perlu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua siswa.
Orang tua juga memiliki peran penting dalam mencegah perundungan. Mereka perlu mengajarkan anak-anak tentang pentingnya empati, rasa hormat, dan kepedulian terhadap sesama. Orang tua juga perlu mengawasi aktivitas anak-anak mereka di sekolah dan di media sosial untuk mendeteksi tanda-tanda perundungan sedini mungkin.
Peran aktif dari berbagai pihak, mulai dari siswa, sekolah, orang tua, hingga masyarakat, sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan. Dengan kerjasama yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
Mengatasi perundungan membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Penting untuk menciptakan budaya sekolah yang menolak perundungan dan mendukung korban. Selain itu, upaya edukasi dan pencegahan perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif bagi semua siswa.
Kesimpulan
Menangani perundungan membutuhkan tindakan cepat dan tepat. Dengan melaporkan kejadian, memberikan dukungan psikologis, dan menciptakan lingkungan yang suportif, kita dapat membantu teman yang menjadi korban bullying dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan inklusif.