Basarnas Evakuasi ABK Kapal Jepang Sakit di Selat Benggala
Basarnas Banda Aceh berhasil mengevakuasi seorang anak buah kapal (ABK) asal Jepang yang sakit di Selat Benggala dan membawanya ke RSUDZA Banda Aceh untuk perawatan medis.

Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi seorang anak buah kapal (ABK) asal Jepang yang jatuh sakit di tengah pelayaran di perairan Selat Benggala, Provinsi Aceh. Evakuasi ini melibatkan berbagai instansi dan menunjukkan koordinasi yang baik dalam penanganan medis darurat di laut. Proses evakuasi yang cepat dan tepat menyelamatkan nyawa ABK tersebut.
Korban, Gamos Alexandria Jon Nikola Escauriaga, seorang laki-laki berusia 26 tahun, mengalami gejala sesak napas, tekanan darah tinggi, dan demam. Ia merupakan ABK kapal tanker gas alam cair MT Grace Barleria berbendera Jepang yang sedang dalam perjalanan menuju Singapura. Permintaan evakuasi diajukan oleh agen kapal kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh pada Kamis (6/3) pukul 20.53 WIB.
Proses evakuasi melibatkan berbagai pihak, termasuk Basarnas, petugas karantina kesehatan, kepolisian, imigrasi, TNI, bea cukai, dan instansi terkait lainnya. Kerja sama antar instansi ini menunjukan kesigapan dan profesionalisme dalam menghadapi situasi darurat di laut. Keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga negara asing yang membutuhkan.
Evakuasi di Tengah Selat Benggala
Kantor Basarnas Banda Aceh langsung merespon permintaan evakuasi dengan menyiapkan tim dan rencana evakuasi. Kapal SAR KN Kresna 232 diberangkatkan dari Pelabuhan Ulee Lheue pada Jumat (7/3) pagi menuju titik penjemputan di Selat Benggala, sekitar 1,74 mil laut dari Pelabuhan Ulee Lheue, dekat Pulau Weh, Kota Sabang. Proses evakuasi dilakukan dengan cepat dan efisien berkat koordinasi yang baik antar tim.
Sebelum dipindahkan ke KN Kresna 232, korban terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis karantina untuk memastikan tidak adanya penyakit menular. Setelah dinyatakan sehat, korban kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Ulee Lheue dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Proses evakuasi ini menunjukkan langkah-langkah yang sistematis dan terukur untuk memastikan keselamatan korban.
Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al Hussain, menyatakan bahwa operasi SAR telah selesai setelah evakuasi berhasil dilakukan dan personel yang terlibat kembali ke satuan masing-masing. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antar instansi dalam menangani situasi darurat seperti ini. Keberhasilan evakuasi ini menjadi contoh nyata bagaimana koordinasi yang baik dapat menghasilkan penyelamatan yang efektif.
Peran Berbagai Instansi dalam Evakuasi
Evakuasi Gamos Alexandria Jon Nikola Escauriaga melibatkan banyak instansi, menunjukkan sinergi yang kuat antar lembaga pemerintah di Indonesia. Kerja sama ini tidak hanya memastikan keselamatan ABK tersebut, tetapi juga menunjukkan kesiapsiagaan Indonesia dalam menghadapi kejadian darurat di laut. Kecepatan respon dan koordinasi yang baik merupakan kunci keberhasilan evakuasi ini.
Partisipasi petugas karantina kesehatan memastikan tidak adanya penyebaran penyakit menular. Kehadiran kepolisian, imigrasi, TNI, dan bea cukai memastikan kelancaran proses evakuasi dan kepatuhan terhadap prosedur hukum dan regulasi yang berlaku. Semua pihak bekerja sama untuk memastikan keselamatan korban dan keberhasilan operasi SAR.
Keberhasilan evakuasi ini menjadi contoh nyata bagaimana koordinasi dan kerja sama antar lembaga pemerintah dapat menghasilkan hasil yang positif. Hal ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk kepada warga negara asing yang berada dalam kesulitan di wilayah perairan Indonesia.
Operasi evakuasi ini berjalan lancar berkat perencanaan yang matang dan kerja sama yang solid antar instansi terkait. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata kesiapsiagaan dan profesionalisme tim SAR Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di laut.
Dengan selesainya evakuasi, operasi SAR dinyatakan selesai dan seluruh personel kembali ke tugas masing-masing. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan menunjukkan profesionalisme tim SAR dalam menjalankan tugasnya.