Basarnas Evakuasi Dua WNA Sakit dari Kapal Pesiar di Perairan Aceh
Tim Basarnas Banda Aceh berhasil mengevakuasi dua WNA sakit, seorang warga Jerman dan Rusia, dari kapal pesiar di perairan Aceh dan dilarikan ke RSUDZA untuk perawatan medis lanjut.

Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi dua warga negara asing (WNA) yang jatuh sakit di atas kapal pesiar di perairan Aceh. Evakuasi yang dilakukan pada Sabtu (10/5) sekitar pukul 13.00 WIB ini melibatkan berbagai instansi dan berhasil membawa kedua WNA ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi antar lembaga dalam menangani situasi darurat maritim.
Kedua WNA yang dievakuasi adalah Herbert Ronalda (86), warga negara Jerman, dan Yulia (43), warga negara Rusia. Mereka merupakan penumpang kapal pesiar Men Schiff 6 berbendera Malta yang sedang dalam pelayaran dari Port Klang, Malaysia menuju Afrika. Kondisi kesehatan mereka yang memburuk di tengah laut menuntut tindakan cepat dan tepat dari pihak berwenang.
Laporan dari kapal pesiar tersebut diterima oleh Basarnas Banda Aceh pada Sabtu siang. Kepala Basarnas Banda Aceh, Ibnu Harris Al Hussain, menjelaskan bahwa Herbert Ronalda mengalami hipertensi dan diabetes, sementara Yulia mengalami mimisan dan sedang hamil 15 minggu. Kondisi kesehatan mereka yang mengkhawatirkan ini menjadi alasan utama dilakukannya evakuasi.
Evakuasi di Perairan Dekat Pulau Weh
Proses evakuasi dilakukan oleh tim Basarnas menggunakan kapal SAR KN Kresna 323 yang berangkat dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Titik evakuasi berada sekitar 7,31 mil laut di arah utara barat laut Pelabuhan Ulee Lheue, dekat perairan Pulau Weh, Kota Sabang. KN Kresna 323 berhasil mencapai kapal pesiar sekitar pukul 18.40 WIB.
Sebelum kedua WNA dinaikkan ke kapal SAR, tim medis Balai Karantina Kelas I Banda Aceh melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan tidak adanya penyakit menular. Setelah dinyatakan aman, Herbert dan Yulia kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Ulee Lheue.
Sesampainya di Pelabuhan Ulee Lheue, keduanya langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menggunakan ambulans untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Proses evakuasi ini menunjukkan kerja sama yang baik antar lembaga terkait.
Kolaborasi Antar Lembaga dalam Operasi Penyelamatan
Operasi penyelamatan ini tidak hanya melibatkan Basarnas Banda Aceh, tetapi juga petugas karantina kesehatan, kepolisian, imigrasi, TNI, bea cukai, dan instansi terkait lainnya. Koordinasi yang efektif antar lembaga ini sangat krusial dalam memastikan keberhasilan evakuasi dan penanganan medis kedua WNA.
Ibnu Harris Al Hussain menyatakan bahwa dengan selesainya evakuasi, operasi penyelamatan dihentikan dan personel yang terlibat kembali ke satuan masing-masing. Keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti kesiapsiagaan dan profesionalisme tim Basarnas dalam menghadapi situasi darurat di laut.
Proses evakuasi ini juga menunjukkan pentingnya sistem pelaporan yang cepat dan efektif dalam menangani kasus medis darurat di laut. Kerja sama yang solid antar instansi terkait menjadi kunci keberhasilan penyelamatan kedua WNA tersebut.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya layanan kesehatan yang memadai, bahkan di tengah laut. Persiapan dan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan risiko kesehatan di atas kapal pesiar perlu menjadi perhatian bagi semua pihak terkait.
Berikut poin-poin penting dari evakuasi tersebut:
- Dua WNA dievakuasi dari kapal pesiar di perairan Aceh.
- Korban bernama Herbert Ronalda (Jerman) dan Yulia (Rusia).
- Evakuasi dilakukan oleh Basarnas Banda Aceh menggunakan KN Kresna 323.
- Korban dibawa ke RSUDZA Banda Aceh untuk perawatan medis.
- Operasi melibatkan berbagai instansi terkait.
Dengan berakhirnya operasi evakuasi, diharapkan kedua WNA dapat segera pulih dan melanjutkan perjalanan mereka. Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada warga negara asing yang berada di wilayah Indonesia.