BBKHIT Papua Ajak Dokter Hewan Sosialisasikan Pencegahan Penyakit Hewan
BBKHIT Papua mengajak dokter hewan aktif mensosialisasikan pencegahan penyakit hewan, terutama ASF, melalui edukasi dan program pengobatan gratis kepada peternak untuk mencegah penyebaran wabah.
![BBKHIT Papua Ajak Dokter Hewan Sosialisasikan Pencegahan Penyakit Hewan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230217.364-bbkhit-papua-ajak-dokter-hewan-sosialisasikan-pencegahan-penyakit-hewan-1.jpg)
Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BBKHIT) Papua mengajak dokter hewan untuk gencar mensosialisasikan pencegahan penyakit hewan. Langkah ini diprioritaskan untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit, khususnya di kalangan peternak Papua. Sosialisasi penyakit hewan ini dinilai penting untuk menjaga kesehatan hewan ternak dan mencegah wabah penyakit.
Kepala BBKHIT Papua, Lutfie Natsir, menekankan pentingnya sosialisasi dini dalam menjaga kesehatan hewan. Menurutnya, edukasi kepada peternak merupakan langkah kunci dalam pencegahan penyakit. "Sosialisasi sejak dini sangat penting untuk menjaga kesehatan hewan dan mencegah penyebaran penyakit," ujar Lutfie dalam keterangannya di Jayapura, Jumat (31/1).
BBKHIT Papua juga mendorong program pengobatan hewan gratis bagi peternak dan masyarakat. Hal ini terutama penting mengingat adanya ancaman wabah penyakit, seperti African Swine Fever (ASF). "Kami juga meminta agar membuat program pengobatan hewan gratis kepada peternak dan masyarakat khususnya terkait dengan adanya wabah penyakit ASF," tambah Lutfie.
Lebih lanjut, Lutfie menjelaskan pentingnya peningkatan biosecurity di kandang ternak. Dengan biosecurity yang baik, penyebaran penyakit bisa lebih mudah dikendalikan. Edukasi kepada peternak mengenai hal ini diharapkan mampu menekan angka penyebaran penyakit. "Dengan memberikan edukasi kepada peternak maka bisa melakukan pencegahan salah satunya dengan peningkatan biosecurity di kandang ternak sehingga penyebaran penyakit bisa ditangani," jelasnya.
BBKHIT Papua juga berharap Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) regional Papua turut aktif berpartisipasi. Mereka diharapkan dapat memberikan inovasi dan program yang dapat diimplementasikan di masyarakat, khususnya di kalangan peternak. "Oleh karena itu kami berharap juga peran aktif dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) regional wilayah Papua dalam memberikan inovasi yang bisa di implementasikan di masyarakat, khususnya peternak," kata Lutfie.
Lutfie menegaskan bahwa menjaga kesehatan hewan bukan hanya tanggung jawab BBKHIT saja. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mencegah penyebaran penyakit hewan sejak dini. Kolaborasi dan sinergi antar instansi dan pihak terkait sangat penting dalam upaya ini. "Karena dalam menjaga kesehatan hewan bukan hanya tugas BBKHIT namun semua pihak oleh karena itu semua harus bergerak bersama dalam melakukan pencegahan-pencegahan dini," tegasnya.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, pada Jumat (17/1), Dokter Hewan Karantina Papua melakukan rapat bersama PDHI. Rapat tersebut membahas program kerja 2025, yang diharapkan dapat mendukung upaya pengendalian penyakit hewan di Papua. "Jadi pada Jumat (17/1) bertempat di Gedung Aula Karantina Papua Dokter Hewan Karantina Papua mengikuti rapat bersama PDHI di mana kegiatan tersebut membahas tentang program kerja 2025, untuk itu kami berharap ini dapat terlaksana," ungkap Lutfie.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, BBKHIT Papua optimistis penyakit hewan di Papua dapat terkendali. Penyakit virus demam babi Afrika (ASF), misalnya, kini dilaporkan mulai terkendali. "Dia menambahkan dengan begitu pihaknya yakin penyakit hewan yang ada di Papua ini dapat terkendali terutama pada penyakit virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di mana kini mulai terkendali," tutup Lutfie.