Polisi Lombok Tengah Edukasi Peternak Cegah PMK
Kepolisian Resor Lombok Tengah, NTB, berkolaborasi dengan Dinas Pertanian setempat, gencar melakukan edukasi dan sosialisasi kepada peternak sapi untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lombok Tengah.
![Polisi Lombok Tengah Edukasi Peternak Cegah PMK](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/080018.627-polisi-lombok-tengah-edukasi-peternak-cegah-pmk-1.jpg)
Lombok Tengah, NTB - Kepolisian Resor (Polres) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengambil peran aktif dalam mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Langkah konkret yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada para peternak sapi di wilayah tersebut. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dini terhadap wabah PMK yang berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.
Edukasi dan Sosialisasi PMK di Lombok Tengah
Kapolres Lombok Tengah, AKBP Iwan Hidayat, menjelaskan bahwa kegiatan edukasi dan sosialisasi ini merupakan bagian dari strategi pencegahan PMK. "Sebagai upaya antisipasi penyebaran PMK yang menyerang hewan ternak, kami berharap melalui kegiatan ini bisa meningkatkan kewaspadaan bersama sejak dini," ujar AKBP Iwan Hidayat dalam keterangannya di Lombok Tengah, Minggu lalu.
Kegiatan ini tidak dilakukan secara sendiri-sendiri. Polres Lombok Tengah berkolaborasi erat dengan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah dan petugas penyuluh di seluruh kecamatan. Kerja sama lintas sektoral ini dinilai penting untuk menjangkau peternak di berbagai wilayah dan memastikan pesan pencegahan PMK tersampaikan secara efektif.
Mekanisme Pencegahan PMK
Edukasi yang diberikan kepada para peternak mencakup berbagai aspek penting terkait PMK. Para peternak mendapatkan informasi mengenai tanda-tanda klinis PMK pada sapi, bagaimana penyakit ini menular, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif. Selain itu, edukasi juga meliputi prosedur operasional standar (SOP) dalam memasukkan dan mengeluarkan hewan ternak, terutama selama masa wabah PMK masih berlangsung. Tujuannya adalah untuk meminimalisir risiko penyebaran penyakit melalui mobilitas hewan.
Tidak hanya edukasi, Polres Lombok Tengah juga turut serta dalam program vaksinasi PMK. "Saat ini kami bersama petugas Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah melakukan vaksin dengan rutin sembari melakukan edukasi untuk mematuhi standar operasional yang diterapkan guna pencegahan penyebaran penyakit," tambah AKBP Iwan Hidayat. Vaksinasi massal ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak terhadap virus PMK.
Kerja Sama Lintas Sektoral dan Peran Bhabinkamtibmas
Polres Lombok Tengah juga aktif berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait dan pihak-pihak lintas sektoral. Koordinasi ini bertujuan untuk memastikan pencegahan PMK berjalan dengan baik dan maksimal. Semua pihak bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu melindungi hewan ternak dari wabah PMK.
Bhabinkamtibmas, sebagai ujung tombak kepolisian di tingkat desa, juga dilibatkan secara aktif dalam upaya pencegahan PMK. Mereka membantu melakukan sterilisasi kandang, peralatan, alat angkut, dan bahan-bahan lain yang berpotensi menjadi perantara penularan penyakit. Peran aktif Bhabinkamtibmas ini sangat penting untuk memastikan kebersihan dan sanitasi lingkungan peternakan tetap terjaga.
Upaya Pencegahan Mandiri oleh Peternak
Kapolres berharap melalui kegiatan edukasi ini, para peternak dapat melakukan upaya pencegahan PMK secara mandiri. Beberapa langkah pencegahan mandiri yang dianjurkan antara lain meningkatkan kualitas pakan hewan ternak, menghilangkan sumber infeksi, dan melakukan dekontaminasi kandang secara berkala. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan peternak dapat ikut serta secara aktif dalam mencegah penyebaran PMK di wilayah Lombok Tengah.
Program edukasi dan vaksinasi PMK yang dilakukan oleh Polres Lombok Tengah bersama instansi terkait merupakan contoh nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi wabah penyakit hewan. Upaya pencegahan PMK secara komprehensif ini diharapkan dapat melindungi peternak dan perekonomian daerah dari dampak negatif wabah PMK.