Pemkot Pekalongan Batasi Lalu Lintas Ternak Cegah PMK
Pemerintah Kota Pekalongan membatasi lalu lintas ternak untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) setelah beberapa wilayah tetangga teridentifikasi sebagai daerah terjangkit.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, mengambil langkah proaktif untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi dengan membatasi lalu lintas hewan ternak. Langkah ini dilakukan setelah beberapa wilayah di sekitar Kota Pekalongan teridentifikasi sebagai daerah yang terjangkit PMK.
Langkah Pencegahan PMK di Pekalongan
Pembatasan lalu lintas hewan ternak diumumkan pada 13 Februari 2024 oleh Otoritas Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Fitria Kurniawati. Dalam surat imbauan yang dikeluarkan, Pemkot Pekalongan meminta para peternak untuk sementara waktu tidak memasukkan ternak baru, khususnya dari daerah yang terjangkit PMK. Langkah ini dinilai penting untuk mencegah penyebaran virus PMK yang cepat dan meluas.
"Sejumlah wilayah di kabupaten/kota tetangga teridentifikasi sebagai kantong ternak terinfeksi PMK. Oleh karena itu, kami mengimbau para peternak agar tidak memasukkan ternak baru terlebih dahulu, khususnya dari daerah yang terjangkit," jelas Fitria Kurniawati.
Selain pembatasan lalu lintas ternak, Pemkot Pekalongan juga gencar melakukan pemantauan kesehatan ternak secara rutin. Pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi dini kasus PMK dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Petugas kesehatan hewan secara berkala mengunjungi peternakan untuk memeriksa kondisi kesehatan ternak.
Edukasi dan Kesiapsiagaan Peternak
Tidak hanya melakukan pemantauan, Pemkot Pekalongan juga aktif memberikan edukasi kepada para peternak tentang cara pencegahan dan penanganan PMK. Edukasi ini meliputi kebersihan kandang, manajemen pakan, dan pengenalan gejala awal PMK. Hal ini penting karena pergantian musim dapat menurunkan daya tahan tubuh ternak, sehingga meningkatkan risiko infeksi.
"Meskipun hal itu bukan faktor utama namun pergantian musim dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh ternak sehingga meningkatkan risiko infeksi penyakit, termasuk PMK yang disebabkan oleh virus," tambah Fitria.
Fitria juga menekankan pentingnya kewaspadaan peternak. Peternak diimbau untuk segera melapor jika menemukan gejala PMK pada ternak mereka, seperti lepuh di mulut dan kuku, demam, dan penurunan nafsu makan. Pelaporan cepat sangat penting untuk penanganan yang tepat dan cepat.
Masyarakat Diminta Tetap Tenang
Fitria memberikan penjelasan penting untuk menenangkan masyarakat. Ia menegaskan bahwa PMK bukanlah penyakit zoonosis, artinya penyakit ini tidak menular kepada manusia. Meskipun demikian, ia menyarankan agar daging dari ternak yang terinfeksi PMK dimasak dengan sempurna sebelum dikonsumsi. Pemotongan hewan yang terjangkit juga harus dilakukan dengan perlakuan khusus, terutama pada bagian jeroan.
"Masyarakat tidak perlu panik karena daging dari ternak terinfeksi PMK tetap aman dikonsumsi jika dimasak dengan sempurna. Namun, pemotongan hewan yang terjangkit harus dilakukan dengan perlakuan khusus terutama pada bagian jeroan," katanya.
Kerja sama antara peternak dan pemerintah sangat penting dalam upaya pengendalian PMK. Dengan kewaspadaan, edukasi, dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan penyebaran PMK di Kota Pekalongan dapat dikendalikan.
Kesimpulan
Pembatasan lalu lintas ternak merupakan langkah strategis Pemkot Pekalongan dalam mencegah penyebaran PMK. Upaya ini diimbangi dengan pemantauan kesehatan ternak secara rutin dan edukasi kepada para peternak. Meskipun PMK tidak menular ke manusia, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan mengonsumsi daging yang telah dimasak sempurna. Kerja sama yang baik antara peternak dan pemerintah diharapkan dapat menekan angka penyebaran PMK di Kota Pekalongan.