Cegah PMK di Kaltim: Peran Aktif Peternak Sangat Penting
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim mengajak peternak aktif cegah PMK dengan melaporkan gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak untuk minimalisir dampak pada produktivitas dan reproduksi.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi sorotan di Kalimantan Timur (Kaltim). Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim mengajak para peternak untuk berperan aktif dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Kaltim, drh. Diah Anggrain, dalam diskusi virtual Sabtu lalu.
Menurut drh. Diah, laporan cepat sangat krusial. Meskipun PMK dapat disembuhkan, penyakit ini tetap menurunkan produktivitas, khususnya pada sapi perah, dan bahkan dapat mengganggu sistem reproduksi ternak. Kecepatan pelaporan memungkinkan tindakan cepat dan efektif untuk membatasi penyebaran.
Meskipun PMK bukan penyakit zoonosis (tidak menular ke manusia), daya tularnya sangat tinggi, mendekati 100 persen. Tingkat kematian pada ternak dewasa relatif rendah, namun pada anak ternak bisa mencapai 50 persen. Oleh karena itu, kewaspadaan dan tindakan pencegahan sangat penting.
"Semakin cepat peternak melapor, semakin cepat penanganan dilakukan, sehingga dampak pada produktivitas dan reproduksi ternak dapat diminimalisir," tegas drh. Diah. Hal ini penting mengingat 70 persen kebutuhan ternak Kaltim berasal dari luar daerah, baik hewan hidup maupun daging beku.
Pengawasan lalu lintas hewan diperketat untuk mencegah masuknya PMK. Namun, peran masyarakat juga sangat vital. "Masyarakat bisa menjadi mata-mata kami. Jika ada tanda-tanda PMK, segera laporkan agar petugas dapat melakukan penanganan dengan cepat," imbau drh. Diah. Gejala PMK yang perlu diwaspadai antara lain luka di mulut dan kuku ternak.
Berkat upaya pencegahan yang intensif, sejak Oktober 2024, kasus PMK di Kaltim berhasil ditekan dan hingga saat ini belum ada laporan baru. DPKH Kaltim berharap situasi ini dapat terus dipertahankan berkat kerja sama dan kesadaran semua pihak. Pelaporan segera ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat sangat dianjurkan jika ditemukan gejala PMK.
Kesimpulannya, pencegahan PMK di Kaltim membutuhkan kerja sama yang erat antara DPKH Kaltim dan peternak. Laporan dini dan pengawasan ketat terhadap lalu lintas hewan menjadi kunci keberhasilan dalam menekan penyebaran penyakit ini dan menjaga produktivitas ternak di Kaltim.