Kabupaten Bekasi Perangi PMK: Vaksinasi dan Biosekuriti Jadi Kunci
Pemerintah Kabupaten Bekasi intensifkan vaksinasi dan pengawasan ketat untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang tengah meningkat kasusnya, kendati menghadapi kendala kesadaran peternak dan keterbatasan sumber daya.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tengah menjadi perhatian serius. Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, hingga pekan keempat Januari 2025, tercatat 86 hewan ternak terinfeksi PMK; 26 sembuh, 3 mati, dan 10 terpaksa dipotong. Pemerintah Kabupaten Bekasi pun bergerak cepat dengan berbagai strategi untuk mencegah meluasnya wabah ini.
Vaksinasi Intensif dan Pengawasan Ketat
Upaya utama yang dilakukan adalah vaksinasi PMK secara intensif. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Dwiyan Wahyudiharto, menjelaskan bahwa vaksinasi bertujuan meningkatkan kekebalan hewan ternak. Vaksinasi ini dilakukan secara masif untuk mencegah penyebaran lebih lanjut ke berbagai sektor masyarakat. Selain vaksinasi, pengawasan ketat melalui monitoring dan surveilans di pasar hewan dan kandang peternak juga diterapkan.
Edukasi dan Kendala di Lapangan
Tidak hanya vaksinasi dan pengawasan, edukasi kepada peternak juga menjadi bagian penting. Dinas Pertanian memberikan pemahaman tentang penyebab, gejala, penanganan PMK, serta pentingnya menjaga kebersihan kandang dan peralatan peternakan. Namun, upaya ini menghadapi kendala. Kesadaran peternak dalam menerapkan biosekuriti masih rendah, dan pengawasan lalu lintas hewan ternak juga cukup sulit. Dwiyan menekankan bahwa hewan yang tampak sehat pun berpotensi sebagai pembawa virus.
Tantangan dan Imbauan
Keterbatasan tenaga medis, peralatan, dan kuota vaksin juga menjadi tantangan. Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi mengimbau peternak untuk segera melapor jika ada hewan ternak yang menunjukkan gejala PMK. Kolaborasi antara peternak, pemerintah, dan masyarakat dianggap krusial untuk mengatasi lonjakan kasus ini. Mereka berharap kerjasama ini dapat menjaga kesehatan hewan ternak dan keberlanjutan sektor peternakan di Kabupaten Bekasi.
Penyebab dan Gejala PMK
Tinggi mobilitas hewan ternak, terutama menjelang perayaan keagamaan, menjadi salah satu faktor utama penyebaran virus PMK. Kurangnya kedisiplinan peternak dalam menerapkan biosekuriti, seperti desinfeksi kandang dan pembatasan akses hewan baru, juga memperparah situasi. Kondisi cuaca lembap akibat musim hujan semakin memperburuk penyebaran penyakit. Gejala umum PMK meliputi lepuh di mulut, pincang, dan penurunan nafsu makan, yang tak hanya membahayakan hewan ternak tetapi juga berdampak ekonomi bagi peternak.