BBMKG: Informasi Megathrust Papua Bukan Peringatan Dini Tsunami
BMKG Jayapura klarifikasi informasi potensi gempa megathrust di Papua bukan sebagai peringatan dini tsunami, melainkan edukasi mitigasi bencana.

Jayapura, 6 April 2024 (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura mengklarifikasi informasi mengenai potensi gempa megathrust di Papua. Informasi tersebut bukanlah prediksi atau peringatan dini akan terjadinya gempa bumi dan tsunami, melainkan bentuk edukasi dan antisipasi terhadap potensi bencana yang ada.
Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura, Yustus Rumakiek, menjelaskan bahwa pemberitahuan yang dikeluarkan bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. "Pemberitahuan tersebut sebagai informasi bahwa potensi sumber gempa megathrust di Papua pernah terjadi," kata Yustus di Jayapura, Minggu. Hal ini juga untuk mencegah penyebaran berita bohong, mengingat gempa bumi memang sulit diprediksi secara tepat.
BBMKG berharap masyarakat tidak salah menafsirkan informasi tersebut sebagai prediksi akan terjadinya gempa megathrust dalam waktu dekat. Pihaknya menekankan pentingnya pemahaman yang benar terkait potensi bencana guna mempersiapkan langkah mitigasi yang efektif.
Potensi Gempa Megathrust dan Manokwari Thrust
Secara tektonik, laut utara Papua memiliki dua sumber gempa potensial dengan mekanisme sesar naik: Papua megathrust dan Manokwari thrust. Papua megathrust berpotensi menghasilkan gempa hingga magnitudo maksimum M8.7, sementara Manokwari thrust hingga M7.6. Kedua sesar ini berpotensi memicu tsunami jika terjadi gempa bumi besar.
Yustus Rumakiek menjelaskan lebih lanjut bahwa potensi gempa ini perlu dipahami masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana. "Karena keduanya memiliki mekanisme sesar naik, maka berpotensi memicu tsunami apabila terjadi gempa bumi berkekuatan besar," ujarnya. Pemahaman ini penting untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam.
Sejarah mencatat, Papua megathrust pernah menyebabkan tsunami di Biak pada 17 Februari 1996 dengan ketinggian 7,7 meter dan kekuatan M 8.2, mengakibatkan 107 orang meninggal dan 51 hilang. Sementara Manokwari thrust memicu tsunami di Manokwari setinggi 1,8 meter pada 4 Januari 2009 dengan kekuatan M 7.6, menyebabkan empat orang meninggal dan puluhan luka-luka.
Pentingnya Mitigasi Bencana
Dengan memahami potensi gempa megathrust dan Manokwari thrust, masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana. Langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan menjadi krusial untuk meminimalisir dampak buruk jika terjadi gempa bumi dan tsunami. Masyarakat perlu memahami jalur evakuasi, tempat evakuasi, dan cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa.
Informasi yang diberikan oleh BBMKG bertujuan untuk edukasi dan peningkatan kewaspadaan, bukan untuk menimbulkan kepanikan. Masyarakat diharapkan bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta selalu mengacu pada sumber informasi resmi dari lembaga terkait.
Dengan adanya potensi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik sehingga masyarakat mampu melakukan langkah mitigasi agar mengurangi dampak bencana. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam.