BGN Minta SPPG Unggah Foto Masakan MBG ke Medsos untuk Pengawasan
Kepala BGN meminta seluruh Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) mengunggah foto masakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke media sosial untuk meningkatkan transparansi dan pengawasan.

Jakarta, 3 Maret 2024 - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menginstruksikan seluruh Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) untuk mengunggah foto masakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke media sosial. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan pengawasan publik terhadap program tersebut. Inisiatif ini diambil setelah adanya beberapa permasalahan yang muncul di lapangan terkait kualitas makanan yang disajikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Dadan usai rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Jakarta. Ia menekankan pentingnya peran media sosial dalam memastikan kualitas dan keamanan makanan yang diterima oleh lebih dari 2 juta penerima manfaat MBG di seluruh Indonesia. "Kami meminta seluruh SPPG untuk aktif menggunakan media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk mengunggah foto masakan harian," ujar Dadan.
Saat ini, terdapat 726 SPPG yang beroperasi di Indonesia, melayani lebih dari 2,05 juta penerima manfaat. BGN juga tengah memverifikasi sekitar 300 SPPG tambahan, sehingga diharapkan cakupan program MBG akan meningkat hingga lebih dari 3 juta penerima manfaat dalam waktu dekat. Program ini bertujuan untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Transparansi dan Pengawasan Publik
Penggunaan media sosial sebagai alat pengawasan publik dianggap krusial oleh BGN. Dengan mengunggah foto masakan, masyarakat dapat secara langsung memantau kualitas makanan yang diberikan kepada penerima manfaat. Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan memastikan program MBG berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
"Pengawasan bersama melalui media sosial ini penting untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan," tambah Dadan. Ia berharap langkah ini dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap program MBG dan memastikan keberhasilan program dalam mencapai tujuannya.
BGN juga memberikan instruksi kepada SPPG untuk memulai program dari skala kecil agar proses adaptasi berjalan lancar. "Kami menyarankan SPPG yang baru beroperasi untuk memulai dengan melayani 100-150 penerima manfaat terlebih dahulu," jelas Dadan. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi SPPG untuk beradaptasi dan memastikan proses penyiapan makanan berjalan dengan baik sebelum meningkatkan skala pelayanan.
Evaluasi dan Penanganan Masalah
BGN juga menerapkan sistem evaluasi harian untuk mengatasi permasalahan yang muncul di lapangan. Setiap sore, setelah pelayanan MBG selesai, SPPG melakukan evaluasi dan melaporkan temuan mereka kepada BGN. Laporan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kualitas makanan hingga jumlah penerima manfaat yang terlayani.
"Setiap permasalahan yang muncul langsung kami evaluasi dan tindak lanjuti," tegas Dadan. Ia menambahkan bahwa BGN juga aktif memantau pemberitaan di media terkait program MBG dan melakukan klarifikasi atas informasi yang tidak akurat. BGN berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan program MBG berjalan dengan lancar dan efektif.
Masalah-masalah yang muncul sebelumnya, seperti makanan yang tidak matang atau basi, sebagian besar berasal dari SPPG yang baru beroperasi. Namun, BGN telah melakukan langkah-langkah perbaikan dan evaluasi sehingga saat ini pelayanan MBG sudah berjalan dengan normal. SPPG yang telah beroperasi lebih dari empat minggu umumnya sudah terbiasa dan jarang mengalami masalah.
Dengan adanya pengawasan yang ketat dan sistem evaluasi yang terstruktur, BGN optimis program MBG dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, khususnya anak-anak Indonesia.