BI Jambi Dorong Hilirisasi Pangan untuk Kemandirian Ekonomi Daerah
Bank Indonesia Provinsi Jambi mendorong percepatan hilirisasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas global dan meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah.

Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menekankan pentingnya percepatan hilirisasi pangan sebagai langkah strategis untuk mendorong kemandirian ekonomi daerah. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, Warsono, pada Senin, 10 Maret 2024 di Jambi. Pernyataan ini muncul sebagai respon terhadap kerentanan ekonomi Jambi yang masih bergantung pada fluktuasi harga komoditas global.
Sebagai daerah yang masih mengandalkan sumber daya alam, Jambi rentan terhadap gejolak pasar internasional. Ketergantungan ini menjadi pendorong utama bagi BI untuk mengupayakan pengembangan hilirisasi pangan. Langkah ini diyakini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas lokal dan mengurangi risiko akibat volatilitas harga komoditas global, sehingga berkontribusi pada kemandirian ekonomi daerah.
Warsono menjelaskan bahwa hilirisasi pangan merupakan kunci untuk meningkatkan perekonomian Jambi. Dengan mengolah komoditas berbasis sumber daya alam menjadi produk turunan, nilai tambah akan meningkat secara signifikan, berdampak positif pada perekonomian daerah. "Sehingga komoditas itu nilai tambahnya meningkat membuat ekonomi lebih baik," ujar Warsono.
Potensi Hilirisasi Kelapa Sawit dan Tantangan Infrastruktur
Salah satu komoditas unggulan Jambi yang memiliki potensi besar untuk hilirisasi adalah kelapa sawit. Tidak hanya menghasilkan CPO (Crude Palm Oil), hilirisasi kelapa sawit perlu diarahkan pada produksi produk pangan turunan, seperti minyak goreng. Langkah ini membutuhkan investasi yang signifikan.
Pemerintah daerah, menurut Warsono, memiliki peran krusial dalam menyediakan kemudahan infrastruktur bagi investor. Dukungan ini meliputi penyediaan tenaga kerja terampil, perizinan yang mudah, sistem distribusi yang efisien, dan infrastruktur transportasi yang memadai. Keempat hal ini merupakan "pekerjaan rumah" pemerintah daerah untuk menarik investor.
Keberadaan infrastruktur yang memadai, termasuk jalan tol, menjadi pertimbangan utama bagi investor dalam memutuskan lokasi pembangunan pabrik. Selain jalan tol, infrastruktur pelabuhan juga perlu menjadi perhatian untuk menunjang kelancaran distribusi produk hilirisasi.
Dukungan BI dan Program Astacita
Bank Indonesia berkomitmen penuh mendukung program Astacita pemerintah dalam mendorong hilirisasi pangan. Program ini dinilai sangat penting karena perannya dalam meningkatkan nilai tambah sektor pertanian, menciptakan lapangan kerja baru, serta memperkuat stabilitas harga dan inflasi. Hilirisasi pangan bukan hanya sekadar meningkatkan pendapatan, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan ekonomi daerah.
BI menyadari bahwa hilirisasi membutuhkan langkah terintegrasi, mulai dari penyediaan infrastruktur, kemudahan perizinan, hingga pengembangan sumber daya manusia. Dengan dukungan yang komprehensif, diharapkan hilirisasi pangan di Jambi dapat berjalan efektif dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mandiri.
Keberhasilan hilirisasi pangan di Jambi tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga akan memperkuat ketahanan pangan daerah dan mengurangi ketergantungan pada impor. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.