Blokade Israel Picu Ancaman terhadap 600.000 Anak di Gaza: Vaksin Polio Terhambat
Blokade Israel terhadap vaksin polio mengancam keselamatan lebih dari 600.000 anak di Jalur Gaza yang rentan terhadap kelumpuhan permanen akibat konflik berkepanjangan.

Ankara, 23 April 2024 - Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan keprihatinan serius terkait blokade Israel terhadap masuknya vaksin polio ke Jalur Gaza. Lebih dari 600.000 anak Palestina kini terancam keselamatannya akibat pemblokiran ini. Situasi ini semakin memperparah kondisi kesehatan di Gaza yang telah dilanda konflik berkepanjangan.
Pemblokiran vaksin polio tersebut menghambat pelaksanaan fase keempat kampanye peningkatan pencegahan polio. Akibatnya, anak-anak di Gaza menghadapi risiko tinggi mengalami kelumpuhan permanen dan disabilitas kronis. Kondisi ini diperburuk oleh kurangnya akses terhadap gizi yang layak dan air minum bersih, yang menyebabkan komplikasi kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kasus polio pertama di Gaza terkonfirmasi pada Agustus 2024 pada seorang bayi berusia 10 bulan. Penemuan ini mendorong dilakukannya kampanye vaksinasi dalam tiga tahap sejak September 2024, di tengah agresi Israel yang disebut sebagai perang genosida terhadap Gaza. Meskipun kampanye vaksinasi telah berhasil menjangkau ratusan ribu anak, blokade Israel kini menghambat upaya penyelamatan tersebut.
Kampanye Vaksinasi dan Hambatannya
Tahap pertama kampanye vaksinasi berhasil memvaksin lebih dari 560.000 anak Palestina dan selesai pada 12 September 2024. Tahap kedua, yang berakhir pada 7 November 2024, mencakup 556.774 anak di bawah usia 10 tahun. Tahap ketiga pada Februari 2025 berhasil menjangkau 590.000 anak. Namun, upaya penyelamatan ini terhambat oleh blokade Israel yang mencegah masuknya vaksin polio.
Menurut otoritas kesehatan, anak-anak di Gaza memerlukan dua dosis vaksin polio oral untuk perlindungan yang memadai. Blokade ini menghalangi pemberian dosis kedua yang krusial bagi kekebalan tubuh anak-anak tersebut. Kegagalan dalam memberikan vaksin yang cukup dapat mengakibatkan wabah polio yang lebih besar dan meluas.
Situasi ini semakin memprihatinkan mengingat kondisi Gaza yang telah porak-poranda akibat perang. Akses terhadap layanan kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya sangat terbatas. Blokade Israel yang menutup semua jalur penyeberangan sejak 2 Maret 2025 semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Konflik dan Dampaknya terhadap Kesehatan Anak
Serangan militer Israel pada 18 Maret 2025 telah mematahkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang dicapai pada 19 Januari 2025. Sejak Oktober 2023, konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 51.200 warga Palestina di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Korban jiwa yang terus meningkat semakin memperburuk keadaan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Gaza.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya terhadap wilayah tersebut.
Blokade vaksin polio merupakan satu dari sekian banyak dampak negatif konflik Israel-Palestina terhadap kesehatan anak-anak di Gaza. Akses terbatas terhadap layanan kesehatan, gizi, dan air bersih telah menciptakan kondisi yang sangat rentan bagi anak-anak untuk terkena penyakit dan mengalami masalah kesehatan jangka panjang. Perlu adanya tindakan segera dari komunitas internasional untuk mengakhiri blokade dan memastikan akses anak-anak Gaza terhadap vaksin dan layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Situasi ini mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera guna memastikan akses vaksin polio ke Gaza dan memberikan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan. Kehidupan dan kesehatan ratusan ribu anak-anak Palestina berada di ujung tanduk.