PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan di Gaza Memburuk Akibat Blokade Israel
Blokade Israel yang berlangsung selama 11 hari telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza memburuk, mengancam akses warga terhadap makanan, air, layanan kesehatan, dan pendidikan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan peringatan serius terkait memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Blokade Israel yang telah berlangsung selama 11 hari berturut-turut mengakibatkan terhentinya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Krisis ini berdampak luas pada akses warga Gaza terhadap kebutuhan pokok, seperti makanan, air bersih, layanan kesehatan, dan pendidikan, mengancam kehidupan jutaan penduduk sipil.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers di Hamilton, Kanada pada 12 Maret 2024, menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi ini. Ia menjelaskan bahwa blokade tersebut telah menghapus kemajuan signifikan yang telah dicapai selama enam pekan pertama perjanjian gencatan senjata. "Rekan-rekan kami di bidang kemanusiaan memperingatkan bahwa setelah 11 hari tanpa bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, kemajuan penting yang telah dicapai selama enam pekan pertama gencatan senjata mulai runtuh di seluruh wilayah Gaza," ujar Dujarric.
Kondisi ini semakin memperparah situasi yang sudah sulit bagi penduduk Gaza. Akses terhadap layanan kesehatan, khususnya di wilayah utara Gaza, sangat terbatas. Sistem kesehatan yang rapuh semakin tertekan, dan kebutuhan dasar warga semakin sulit dipenuhi. Keterbatasan akses ini berdampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan warga Gaza.
Krisis Kesehatan dan Lingkungan di Gaza
Dujarric memaparkan bahwa di Kegubernuran Gaza Utara, hanya 16 persen titik layanan kesehatan yang masih berfungsi. Situasi ini menggambarkan betapa kritisnya kondisi kesehatan di wilayah tersebut. Selain itu, masalah pengelolaan limbah padat juga menjadi tantangan besar. Penumpukan sampah yang berlebihan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak sehat dan meningkatkan risiko kesehatan masyarakat. "Penumpukan sampah yang berlebihan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak sehat dan tentu saja meningkatkan risiko kesehatan masyarakat," tegas Dujarric.
Lebih lanjut, Dujarric menambahkan bahwa pengelolaan limbah medis yang tidak memadai, serta pencampuran limbah padat dengan puing-puing yang terkontaminasi bahan peledak, memperparah situasi. Upaya pemindahan limbah dari tempat pembuangan sementara dilakukan, namun keterbatasan lahan semakin mempersulit proses tersebut. Situasi ini memerlukan perhatian dan tindakan segera untuk mencegah wabah penyakit dan masalah kesehatan lingkungan lainnya.
Bahaya ranjau dan sisa bahan peledak juga menjadi ancaman serius. Tim penjinak bom telah memperingatkan akan potensi bahaya dari persenjataan yang tidak meledak. Sejak awal tahun, telah terjadi 18 ledakan akibat sisa bahan peledak, mengakibatkan tiga orang tewas dan hampir 40 lainnya terluka. Hal ini menunjukkan urgensi penanganan sisa-sisa perang untuk melindungi warga sipil.
Sektor Pendidikan Terdampak, Namun Ada Secercah Harapan
Meskipun sektor pendidikan juga terdampak, terdapat sedikit kemajuan. Mitra PBB telah mendirikan lebih dari 200 ruang belajar sementara, sehingga totalnya kini mencapai lebih dari 630 ruang yang mendukung lebih dari 170.000 anak. Hingga saat ini, 60 persen anak usia sekolah di Gaza telah mendapatkan akses ke beberapa bentuk pembelajaran.
Namun, Dujarric menekankan bahwa hambatan besar masih ada. Israel belum mengizinkan masuknya perlengkapan dan peralatan pendidikan ke Gaza. Hal ini menghambat upaya pemulihan sistem pendidikan dan akses pendidikan yang layak bagi anak-anak di Gaza. Perlu adanya akses yang lebih luas dan dukungan internasional untuk memastikan anak-anak di Gaza dapat melanjutkan pendidikan mereka.
Kesimpulannya, blokade Israel telah menciptakan krisis kemanusiaan yang serius di Gaza. Akses terbatas terhadap kebutuhan dasar, layanan kesehatan, dan pendidikan mengancam kehidupan dan masa depan jutaan warga sipil. Perlu adanya tindakan segera dari komunitas internasional untuk mengakhiri blokade dan memberikan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan.