Krisis Oksigen Mengancam Pasien di Gaza Pasca Perang
Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan krisis oksigen parah di rumah sakit akibat kerusakan infrastruktur pasca perang antara Israel dan Palestina, mengancam nyawa pasien.

Gaza City, Palestina, 17 Februari 2024 - Situasi di Gaza pasca konflik bersenjata antara Israel dan Palestina tengah menghadapi krisis kemanusiaan yang serius. Kementerian Kesehatan Gaza menyampaikan peringatan keras terkait krisis oksigen yang mengancam nyawa pasien di berbagai rumah sakit di wilayah tersebut. Peringatan ini muncul setelah 10 pembangkit listrik hancur akibat perang yang destruktif.
Krisis Oksigen di Rumah Sakit Gaza
Akibat kerusakan infrastruktur yang meluas, termasuk hancurnya pembangkit listrik, banyak rumah sakit di Gaza kini kekurangan pasokan oksigen yang sangat vital. "Banyak rumah sakit tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen masing-masing," ungkap Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan resmi. Situasi ini semakin diperparah dengan penolakan Israel untuk mengizinkan masuknya generator oksigen ke Gaza, yang dikhawatirkan akan memperburuk krisis hingga tingkat yang mengancam jiwa pasien.
Dampak Perang terhadap Infrastruktur Kesehatan
Perang yang terjadi telah menimbulkan kerusakan yang sangat besar terhadap infrastruktur kesehatan di Gaza. Serangan Israel yang menargetkan rumah sakit, sekolah, dan tempat perlindungan sipil telah menyebabkan kerusakan yang sistematis dan meluas. Data dari Kantor Media Pemerintah Gaza menunjukkan bahwa dari 38 rumah sakit di Gaza, sebanyak 34 telah hancur akibat serangan tersebut sejak 7 Oktober 2023. Empat rumah sakit yang tersisa beroperasi dengan kapasitas terbatas, menghadapi kekurangan obat-obatan dan peralatan medis yang parah.
Selain rumah sakit, dampak perang juga dirasakan oleh fasilitas kesehatan lainnya. Otoritas Palestina melaporkan bahwa 80 pusat layanan kesehatan terpaksa berhenti beroperasi, sementara 162 lainnya dan 136 ambulans hancur akibat serangan. Kondisi ini semakin mempersulit upaya penyelamatan dan perawatan medis bagi warga Gaza yang terluka dan membutuhkan pertolongan.
Gencatan Senjata dan Dampak Jangka Panjang
Meskipun gencatan senjata telah diberlakukan sejak 19 Januari 2024, menghentikan perang yang telah menewaskan lebih dari 48.200 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dampak jangka panjang dari konflik ini masih terasa. Kehancuran infrastruktur, termasuk sistem kesehatan, menciptakan tantangan besar dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi Gaza. Krisis oksigen ini menjadi salah satu contoh nyata dari dampak yang terus berlanjut.
Tuduhan Kejahatan Perang
Perang di Gaza telah memicu reaksi internasional yang kuat. Pada bulan November 2023, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Pemimpin Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala otorita Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Krisis oksigen di Gaza merupakan indikator nyata dari dampak bencana kemanusiaan yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata. Perlu ada upaya internasional yang segera dan terkoordinasi untuk membantu mengatasi krisis ini dan memastikan akses terhadap perawatan kesehatan yang layak bagi warga Gaza. Kehancuran infrastruktur kesehatan menunjukkan urgensi bantuan internasional, baik dalam bentuk bantuan medis maupun rekonstruksi fasilitas kesehatan.