BNPB Perkuat Antisipasi Bencana di Kawasan Wisata saat Lebaran 2025
Jelang Lebaran 2025, BNPB tekankan pentingnya kolaborasi dalam memperkuat antisipasi bencana di destinasi wisata alam, memanfaatkan InaRisk dan kesiapsiagaan BPBD serta BMKG.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya langkah antisipasi bencana di kawasan wisata alam selama libur Lebaran 2025. Hal ini disampaikan menyusul prediksi cuaca dan potensi bencana yang perlu diwaspadai. Kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah hingga pengelola wisata dan wisatawan sendiri, menjadi kunci utama kesuksesan upaya ini.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa identifikasi potensi bencana di setiap destinasi wisata sangat krusial. Aplikasi InaRisk dari BNPB menyediakan informasi kerawanan bencana, mulai dari potensi banjir, longsor, hingga ancaman lainnya. Informasi ini dapat diakses oleh semua pihak yang terkait.
Selain peran BNPB, kesiapsiagaan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di berbagai destinasi wisata juga sangat penting. Upaya mitigasi bencana menjadi tanggung jawab bersama, terutama bagi pengelola destinasi wisata, baik yang dikelola swasta maupun pemerintah daerah.
Kesiapsiagaan Pengelola Wisata dan Keselamatan Wisatawan
BNPB mengingatkan pengelola wisata untuk mempersiapkan peralatan penanganan bencana, termasuk sirine peringatan dini dan penentuan zona evakuasi yang jelas. Hal ini bertujuan untuk memastikan kecepatan dan efisiensi evakuasi saat terjadi bencana. Persiapan ini harus dilakukan baik oleh pengelola wisata swasta maupun yang berada di bawah koordinasi pemerintah daerah.
Abdul Muhari juga menekankan pentingnya kewaspadaan wisatawan terhadap kondisi cuaca. Ia menyarankan agar wisatawan menghindari area wisata yang berisiko tinggi, seperti wisata sungai, air terjun, dan perkemahan di lereng perbukitan, terutama saat cuaca buruk atau berpotensi hujan lebat. Kewaspadaan ini merupakan langkah preventif yang sangat penting.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan, "Jika tiba-tiba debit air naik dan air berubah warna menjadi keruh maka semua segera dievakuasi ke titik kumpul yang aman." Peringatan ini menekankan pentingnya kepatuhan terhadap instruksi dan prosedur evakuasi yang telah ditetapkan.
Analisis BMKG dan Antisipasi Curah Hujan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan sedang hingga lebat akan masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia hingga dasarian pertama bulan April, termasuk Pulau Jawa. Prediksi ini menjadi dasar penting bagi BNPB dalam memperkuat langkah antisipasi bencana di kawasan wisata.
Dengan mempertimbangkan prediksi BMKG, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca dan peringatan dini bencana. Kolaborasi dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait akan sangat membantu meminimalisir risiko bencana dan memastikan keselamatan wisatawan selama libur Lebaran 2025.
Pemanfaatan teknologi, seperti aplikasi InaRisk, juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas upaya mitigasi bencana. Aplikasi ini menyediakan informasi yang komprehensif dan mudah diakses, sehingga dapat membantu masyarakat dan pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah antisipasi yang tepat.
Kesimpulan
Kesiapan menghadapi potensi bencana di destinasi wisata selama libur Lebaran 2025 menjadi prioritas utama. Kolaborasi antara BNPB, BMKG, Basarnas, BPBD, pengelola wisata, dan wisatawan sendiri sangat krusial untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama masa liburan. Dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat dan kewaspadaan bersama, diharapkan libur Lebaran dapat dirayakan dengan aman dan nyaman.