BNPT dan Kemendiktisaintek Sepakat: Dongkrak Literasi Kebangsaan Mahasiswa
BNPT dan Kemendiktisaintek sepakat meningkatkan literasi ideologi kebangsaan mahasiswa melalui berbagai program dan kurikulum untuk mencegah penyimpangan ideologi dan radikalisme di kampus.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) resmi berkolaborasi untuk meningkatkan literasi kebangsaan di kalangan mahasiswa. Kesepakatan ini terjalin dalam sebuah audiensi di Jakarta pada Selasa, 6 Mei 2024. Langkah ini diyakini krusial untuk mencegah penyebaran paham-paham radikal dan ekstremis di lingkungan perguruan tinggi Indonesia.
Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, menekankan peran vital perguruan tinggi dalam membentuk wawasan kebangsaan mahasiswa. Dengan jumlah mahasiswa mencapai 90 juta di lebih dari 44 ribu perguruan tinggi, mahasiswa menjadi target utama program peningkatan literasi kebangsaan ini. "Dari 44 ribu perguruan tinggi dan 90 juta mahasiswa, mereka merupakan sasaran utama untuk meningkatkan wawasan kebangsaan," tegas Komjen Pol Eddy.
Komjen Pol Eddy juga menyoroti pentingnya sinergi antar kementerian dan lembaga untuk menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan, sesuai dengan rencana aksi nasional. Beliau mengusulkan koordinasi dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Pusat Pengembangan Akademik (PPA) dalam mengintegrasikan materi kebangsaan ke dalam mata kuliah wajib pengembangan kepribadian.
Pencegahan Ekstremisme di Kampus
Meskipun Indonesia telah terbebas dari serangan teror selama tiga tahun terakhir, ancaman laten tetap menjadi perhatian serius. "Hasil penelitian kami dalam 3 tahun terakhir kita tidak ada serangan, zero attack di atas permukaan, tapi di bawah permukaan tetap menjadi bahaya, tiba-tiba ada stimulus nanti bisa naik," ungkap Komjen Pol Eddy. Oleh karena itu, program pencegahan menjadi prioritas utama.
BNPT menyadari pentingnya langkah proaktif untuk mencegah potensi ancaman berkembang menjadi nyata. Program-program pencegahan yang tepat sasaran diharapkan dapat menciptakan lingkungan kampus yang aman dan kondusif.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, mendukung penuh inisiatif ini. Beliau melihat momentum penerimaan mahasiswa baru sebagai kesempatan emas untuk memperkuat literasi ideologi dan kebangsaan. "Mulai dari mahasiswa, dosen, dan sebagainya, kami ingin memberikan edukasi di awal dan kami teringat bahwa ini terkait dengan penyimpangan ideologi berkebangsaan dan radikalisme," ujar Brian.
Strategi Penguatan Literasi Kebangsaan
Kemendiktisaintek berencana memperkuat literasi kebangsaan melalui berbagai jalur, termasuk kurikulum, kegiatan kemahasiswaan, dan pelatihan dosen. Harapannya, sinergi yang kuat antara BNPT dan Kemendiktisaintek akan menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari paham-paham yang menyimpang dari nilai-nilai kebangsaan.
Mendiktisaintek juga menekankan pentingnya inovasi dalam pendekatan edukasi. "Kami juga ingin mengajak untuk riset bersama. Jadi barangkali bagaimana kalau anak-anak jaman sekarang berbicara Pancasila dan kewarganegaraan kurang tertarik, ini harus ada berbagai terobosan untuk hal-hal yang santai tetapi justru membuka stigma mahasiswa," imbuh Brian.
Pendekatan yang kreatif dan menarik diharapkan dapat menjangkau mahasiswa dengan lebih efektif dan memotivasi mereka untuk memahami dan menghayati nilai-nilai kebangsaan.
Audiensi ini menandai langkah strategis dalam memperkuat peran perguruan tinggi sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Kolaborasi BNPT dan Kemendiktisaintek diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang cerdas, berwawasan kebangsaan, dan tangguh.