Kemdikbudristek dan BNPT Jalin Sinergi Cegah Ekstremisme di Kampus
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sepakat mencegah penyebaran ekstremisme di perguruan tinggi melalui berbagai strategi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) resmi menjalin kerja sama untuk mencegah penyebaran paham ekstremisme berbasis kekerasan di lingkungan perguruan tinggi. Kerja sama ini diresmikan pada Selasa (6/5) di Kantor Kemdikbudristek RI, Jakarta, ditandai dengan audiensi antara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, dan Kepala BNPT, Eddy Hartono. Langkah ini diambil sebagai upaya proaktif melindungi mahasiswa dan menciptakan lingkungan kampus yang aman dan kondusif.
Mendikbudristek Brian Yuliarto menekankan pentingnya momen penerimaan mahasiswa baru sebagai titik strategis untuk membangun ketahanan ideologi. Beliau menyatakan, "Penerimaan mahasiswa baru adalah momentum tepat untuk menginformasikan bahwa kehidupan kampus berbeda dari dunia sekolah. Banyak mahasiswa baru yang merasa bebas dan ingin mencoba hal baru. Ini menjadi titik strategis untuk membangun ketahanan ideologi." Upaya ini akan diwujudkan melalui berbagai program, termasuk penguatan kurikulum, pelatihan dosen, dan pemanfaatan fasilitas kampus seperti perpustakaan.
Selain itu, Mendikbudristek juga mendorong terobosan kreatif dan berkelanjutan dalam pencegahan ekstremisme. "Kami ingin ada terobosan yang santai, namun membekas. Kami juga mendorong riset tentang penanggulangan penyimpangan ideologi serta pemanfaatan teknologi untuk deteksi dini potensi ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme," tambah Mendikbudristek Brian. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menggunakan pendekatan yang holistik dan inovatif dalam menanggulangi ancaman ekstremisme.
Penguatan Literasi Ideologi Kebangsaan di Perguruan Tinggi
Kerja sama antara Kemdikbudristek dan BNPT ini difokuskan pada penguatan literasi ideologi kebangsaan di lingkungan perguruan tinggi. Hal ini akan dilakukan melalui berbagai jalur, termasuk integrasi nilai-nilai kebangsaan ke dalam kurikulum perkuliahan. Pelatihan bagi para dosen juga akan menjadi bagian penting dari strategi ini, guna membekali mereka dengan kemampuan untuk mengidentifikasi dan menanggapi potensi penyebaran paham ekstremisme.
Pemanfaatan fasilitas kampus, seperti perpustakaan, juga akan dioptimalkan untuk mendukung program literasi ideologi kebangsaan. Perpustakaan akan menyediakan berbagai sumber bacaan yang relevan dan dapat diakses oleh seluruh civitas akademika. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang ideologi kebangsaan dan bahaya ekstremisme.
Kepala BNPT, Eddy Hartono, menyambut baik kerja sama ini dan menekankan peran strategis perguruan tinggi dalam pencegahan terorisme. "Kami mengacu pada Tridarma perguruan tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pencegahan adalah kunci utama agar tidak terjadi aksi terorisme," jelasnya. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya peran aktif perguruan tinggi dalam menjaga keamanan nasional.
Pendekatan Komprehensif dan Berbasis Data
Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendikbudristek), Fauzan, menambahkan bahwa kebijakan pencegahan ekstremisme perlu dirancang secara komprehensif dan berbasis data. "Kita perlu tahu aksi-aksi apa yang sudah dilakukan agar pencegahan bisa lebih efektif," ujarnya. Pendekatan yang berbasis data akan memastikan bahwa upaya pencegahan terarah dan tepat sasaran.
Audiensi tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dari Kemdikbudristek dan BNPT, termasuk Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Togar Simatupang, Dirjen Dikti Khairul Munadi, pelaksana tugas Direktur Belmawa Berry Juliandi, Staf Khusus Menteri, serta jajaran Deputi 1 dan 2 BNPT, termasuk Direktur Penindakan, Direktur Pencegahan, dan Kasubdit Intelijen BNPT. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk mengatasi masalah ekstremisme di perguruan tinggi.
Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari pengaruh paham ekstremisme berbasis kekerasan. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan upaya pencegahan ekstremisme di perguruan tinggi dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Sinergi antara Kemdikbudristek dan BNPT ini merupakan langkah penting dalam memperkuat ketahanan ideologi bangsa. Melalui program-program yang terintegrasi dan berbasis data, diharapkan Indonesia dapat menciptakan generasi muda yang cerdas, tangguh, dan terbebas dari pengaruh paham-paham radikal.