BPBD Jember Mitigasi 15 Titik Rawan Longsor di Gunung Raung
BPBD Jember telah memetakan dan melakukan mitigasi terhadap 15 titik rawan longsor di kaki Gunung Raung untuk mencegah banjir bandang susulan setelah kejadian di Desember 2024.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember bergerak cepat menanggulangi potensi bencana di Kabupaten Jember. Setelah banjir bandang menerjang Kecamatan Sumberjambe akhir Desember 2024, BPBD Jember kini fokus mitigasi bencana longsor di lereng Gunung Raung.
Kepala BPBD Jember, Widodo Julianto, mengungkapkan telah dipetakan 15 titik rawan longsor di sisi barat laut kaki Gunung Raung. Titik-titik ini berada di ketinggian 1.250 hingga 1.320 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pemetaan ini dilakukan pasca banjir bandang di Sumberjambe. BPBD menggunakan drone untuk merekam video area tersebut guna mengidentifikasi penyebab bencana. Hasilnya, ditemukan belasan titik dengan kemiringan lereng mencapai 60 hingga 75 derajat, sangat rentan longsor saat hujan deras.
Widodo menjelaskan, potensi longsor di titik-titik tersebut sangat tinggi. Kemiringan lereng yang curam dan intensitas hujan yang tinggi meningkatkan risiko terjadinya longsor susulan dan banjir bandang. Oleh karena itu, mitigasi bencana menjadi prioritas utama.
Langkah mitigasi melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kecamatan Sumberjambe, instansi terkait, dan Perhutani Jember. Kerjasama ini bertujuan untuk meminimalisir risiko dan melindungi warga sekitar lereng Gunung Raung.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Status siaga bencana hidrometeorologi masih berlaku, sehingga kewaspadaan warga di lereng Gunung Raung, khususnya di Kecamatan Sumberjambe, sangat penting. Perhatian bersama terhadap potensi longsor sangat diperlukan.
Banjir bandang sebelumnya telah mengakibatkan kerusakan di Desa Pringgodani dan Desa Jambearum. Saluran pipanisasi air bersih rusak dan lahan pertanian terendam lumpur. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Hasil asesmen pasca-banjir menunjukkan beberapa faktor penyebab, antara lain: pohon besar yang menyumbat aliran sungai, potongan kayu di aliran air, potensi longsor susulan, pendangkalan sungai akibat lumpur, dan potensi banjir bandang kembali. Semua ini menjadi bahan pertimbangan dalam upaya mitigasi yang dilakukan BPBD Jember.