Hujan Lebat Ekstrem di Bantul Akibatkan Banjir dan Longsor di 26 Lokasi
Cuaca ekstrem di Bantul mengakibatkan banjir genangan di 26 lokasi, pohon tumbang, jembatan ambrol, dan longsor di 23 titik, berdampak pada rumah, jalan, dan fasilitas pendidikan.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat, 28 Maret 2025, telah mengakibatkan bencana alam yang cukup signifikan. Banjir genangan terjadi di 26 lokasi, disertai dengan empat kejadian pohon tumbang, satu jembatan ambrol, dan 23 kejadian tanah longsor. Kejadian ini berdampak pada berbagai fasilitas umum dan pemukiman warga, dan memaksa sejumlah warga untuk mengungsi.
Menurut Komandan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah, hujan dengan intensitas lebat tersebut berlangsung sejak sore hingga malam hari. Dampaknya meluas ke 24 kelurahan di 12 kecamatan, dengan wilayah Imogiri menjadi yang paling terdampak, mencatat 22 titik genangan di enam kelurahan. Wukirsari, khususnya, mengalami 14 titik genangan.
Tidak ada laporan korban jiwa akibat peristiwa ini, namun BPBD Bantul dan pemangku kepentingan terkait telah melakukan upaya penanganan dan asesmen untuk menilai kebutuhan warga yang terdampak. Evakuasi warga yang terdampak genangan air di Kecamatan Pleret dan Imogiri juga telah dilakukan.
Dampak Cuaca Ekstrem di Bantul
Banjir genangan bukan satu-satunya dampak dari cuaca ekstrem di Bantul. Bencana hidrometeorologi ini juga mengakibatkan kerusakan pada berbagai infrastruktur dan fasilitas umum. BPBD Bantul mencatat enam titik rumah terdampak, satu bangket rusak, lima titik akses jalan terganggu, tiga talud rusak, empat fasilitas pendidikan terdampak, dan satu jembatan ambrol. Sebanyak 21 titik pemukiman juga terdampak genangan air.
Sebaran dampak bencana ini cukup luas. Hujan lebat yang terjadi telah menyebabkan kerusakan di berbagai wilayah Bantul, menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. BPBD Bantul telah bekerja keras untuk menangani situasi darurat ini, melakukan evakuasi dan asesmen untuk membantu warga yang terdampak.
Kerusakan yang terjadi meliputi berbagai jenis infrastruktur, mulai dari rumah warga hingga fasilitas pendidikan. Hal ini menunjukkan betapa luasnya dampak dari hujan lebat yang terjadi di Bantul. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
Imbauan dan Upaya Penanganan
Menyusul kejadian ini, BPBD Bantul mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang diperkirakan masih akan terjadi di wilayah DIY, termasuk Kabupaten Bantul. Hal ini berdasarkan prospek cuaca harian dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. Kondisi ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang, banjir, dan tanah longsor. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana.
BPBD Bantul bersama instansi terkait terus melakukan upaya penanganan dan pemulihan pascabencana. Selain evakuasi dan asesmen, upaya lain yang dilakukan meliputi perbaikan infrastruktur yang rusak dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga yang terdampak. Kerja sama dan solidaritas masyarakat sangat penting dalam menghadapi dan mengatasi dampak bencana ini.
Peristiwa banjir dan longsor di Bantul ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana, demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.