Bantul Gunakan Dana BTT Perbaiki Fasilitas Pascabanjir Maret 2025
Kabupaten Bantul memanfaatkan dana Belanja Tak Terduga (BTT) untuk memperbaiki fasilitas publik yang rusak akibat banjir bandang pada akhir Maret 2025 lalu, termasuk jembatan dan tebing longsor.

Banjir bandang yang melanda Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir Maret 2025 telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada sejumlah fasilitas publik. Peristiwa yang disebabkan oleh cuaca ekstrem berupa hujan lebat ini telah menimbulkan kerugian yang cukup besar. Pemerintah Kabupaten Bantul pun bergerak cepat dengan memanfaatkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) untuk melakukan perbaikan.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyatakan bahwa perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) telah dilakukan untuk mengalokasikan dana BTT guna mengatasi kerusakan fasilitas akibat banjir tersebut. Meskipun beliau tidak merinci jumlah anggaran yang dialokasikan, beliau memastikan bahwa dana tersebut akan mencukupi untuk perbaikan-perbaikan yang mendesak.
Proses perbaikan fasilitas yang rusak akan dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul. Kedua instansi tersebut telah melakukan pendataan kerusakan pascabanjir untuk memastikan perbaikan dilakukan secara terarah dan efisien.
Perbaikan Jembatan dan Infrastruktur Prioritas
Bupati Halim Muslih menekankan pentingnya percepatan perbaikan. "Perbaikan tahun ini harus tahun ini selesai," tegasnya. Beberapa proyek prioritas yang akan segera diperbaiki antara lain jembatan di Bawuran, Pleret, dan sejumlah tebing yang mengalami longsor. Data lengkap mengenai lokasi dan jenis kerusakan dapat diakses melalui Dinas PUPKP Bantul.
Kerusakan infrastruktur akibat banjir tersebut meliputi berbagai fasilitas penting. Menurut data BPBD Bantul, banjir genangan air terjadi di 26 lokasi, satu jembatan ambrol, dan 23 kejadian gerakan tanah atau longsor. Dampaknya tersebar di 24 kelurahan yang berada di 12 kecamatan di Bantul.
Wilayah Imogiri menjadi daerah yang paling terdampak dengan 22 titik kerusakan tersebar di enam kelurahan. Kelurahan Wukirsari menjadi yang terparah dengan 14 titik kerusakan. Jenis kerusakan yang terjadi beragam, meliputi rumah, bangket, akses jalan, talud, fasilitas pendidikan, jembatan, dan pemukiman.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Komandan Pusdalops BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah, melaporkan bahwa meskipun tidak ada korban jiwa, sejumlah warga terpaksa mengungsi akibat genangan banjir. Data rinci kerusakan yang dikumpulkan BPBD Bantul meliputi enam titik rumah rusak, satu titik bangket rusak, lima titik akses jalan rusak, tiga titik talud rusak, empat titik fasilitas pendidikan rusak, satu jembatan ambrol, dan 21 titik pemukiman terdampak.
Pemerintah Kabupaten Bantul berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan fasilitas yang rusak secepatnya. Koordinasi yang baik antara BPBD dan DPUPKP Bantul diharapkan dapat memastikan proses perbaikan berjalan lancar dan efektif. Penggunaan dana BTT menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani dampak bencana alam ini dan memulihkan kondisi masyarakat Bantul.
Dengan adanya perbaikan infrastruktur yang segera dilakukan, diharapkan aktivitas masyarakat di Kabupaten Bantul dapat kembali normal dan perekonomian daerah dapat pulih dengan cepat. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di masa mendatang.