Pemkab Parimo Normalisasi Sungai Pasca Banjir Bandang Palasa dan Tomini
Pemkab Parigi Moutong (Parimo) kerahkan alat berat untuk normalisasi sungai pasca banjir bandang di Kecamatan Palasa dan Tomini, Sulawesi Tengah, guna mencegah banjir susulan dan membantu warga terdampak.

Banjir bandang yang melanda Kecamatan Palasa dan Tomini, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, pada Kamis, 13 Maret 2025, telah mengakibatkan kerusakan signifikan dan kerugian bagi ratusan warga. Pemerintah Kabupaten Parimo langsung merespon dengan melakukan normalisasi sungai menggunakan alat berat untuk mencegah banjir susulan dan mempercepat pemulihan pasca bencana. Upaya ini difokuskan pada pengerukan sedimentasi dan material kayu yang menyumbat aliran sungai.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parigi Moutong, Amiruddin, menjelaskan bahwa normalisasi sungai merupakan langkah penting untuk mengantisipasi banjir susulan. Pendangkalan sungai akibat sedimentasi menjadi salah satu penyebab utama meluapnya air. "Normalisasi penting, karena lantai sungai dipenuhi sedimentasi sehingga mengalami pendangkalan, sekaligus antisipasi bila terjadi banjir susulan," kata Amiruddin.
Selain normalisasi sungai, penanggulangan bencana juga memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak, seperti sandang, pangan, dan layanan kesehatan. Pembersihan material lumpur dari fasilitas umum dan rumah warga juga menjadi fokus utama dalam masa tanggap darurat yang berlangsung selama 14 hari, dimulai dari tanggal 14 hingga 27 Maret 2025.
Normalisasi Sungai di Dua Kecamatan
Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) dan BPBD Parimo mengerahkan ekskavator untuk melakukan pengerukan material di sungai. Ekskavator dari Dinas PUPRP difokuskan untuk normalisasi sungai di Kecamatan Tomini, sementara ekskavator dari BPBD menangani Kecamatan Palasa. Proses normalisasi ini tidak hanya membersihkan sedimentasi, tetapi juga material kayu besar dan ranting yang terbawa dari hulu sungai yang dapat menghambat aliran air.
Amiruddin menambahkan bahwa bencana alam sulit diprediksi, sehingga masyarakat perlu meningkatkan upaya mitigasi bencana secara mandiri. "Bencana alam tidak bisa di tebak kapan akan terjadi, oleh sebab itu masyarakat perlu memperkuat mitigasi bencana acara mandiri guna menghindari dampak yang ditimbulkan," ucapnya.
Proses normalisasi sungai ini merupakan bagian penting dari upaya pemulihan pasca bencana banjir bandang di Parimo. Selain pengerukan, upaya lain yang dilakukan adalah membersihkan material yang menyumbat aliran sungai agar air dapat mengalir dengan lancar dan mencegah terjadinya banjir susulan.
Dampak Banjir Bandang di Palasa dan Tomini
Data sementara dari BPBD Parimo menunjukkan bahwa sekitar 277 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang di Kecamatan Palasa dan Tomini. Di Desa Bambasiang dan Ogoansam, Kecamatan Palasa, 16 KK mengungsi karena rumah mereka rusak. Kerusakan rumah warga mencapai 19 unit, dengan rincian empat rusak berat dan satu rusak ringan di Desa Ogoansam. Di Desa Bambasiang, enam rumah hanyut, enam rusak ringan, dan tiga rusak berat.
Selain kerusakan rumah, banjir juga mengakibatkan kerusakan akses jalan, listrik, dan air bersih di kedua desa tersebut. Kondisi ini semakin mempersulit upaya pemulihan pasca bencana dan membutuhkan penanganan segera dari pemerintah daerah. Pemulihan infrastruktur yang rusak menjadi prioritas utama agar kehidupan masyarakat dapat kembali normal.
Upaya pemerintah daerah dalam menangani dampak banjir bandang ini menunjukkan komitmen untuk melindungi warganya. Normalisasi sungai, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemulihan infrastruktur merupakan langkah penting dalam proses pemulihan pasca bencana. Ke depan, peningkatan mitigasi bencana secara mandiri oleh masyarakat juga sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian akibat bencana alam.
Total KK yang terdampak: 277 KK
Jumlah rumah rusak: 19 unit (4 rusak berat, 1 rusak ringan di Ogoansam; 6 hanyut, 6 rusak ringan, 3 rusak berat di Bambasiang)
Desa yang terdampak: Bambasiang dan Ogoansam (Kecamatan Palasa), dan Desa-desa di Kecamatan Tomini
Kerusakan infrastruktur: Akses jalan, listrik, dan air bersih.