Banjir Bandang Palasa Rusak 19 Rumah Warga Parigi Moutong
Banjir bandang di Kecamatan Palasa, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengakibatkan 19 rumah rusak, empat di antaranya rusak berat, dan pemerintah setempat tengah melakukan upaya pemulihan.

Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Kamis, 13 Maret 2025, telah mengakibatkan kerusakan pada 19 rumah warga. Bencana alam ini terjadi di Desa Ogoansam dan Desa Bambasiang, mengakibatkan kerugian material yang signifikan bagi penduduk setempat. Upaya penanganan dan pemulihan pun segera dilakukan oleh pemerintah daerah dengan dukungan berbagai pihak.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parigi Moutong, Amiruddin, saat dihubungi dari Palu pada Minggu, 16 Maret 2025, menyampaikan bahwa data kerusakan masih bersifat sementara. Tim BPBD masih melakukan pendataan lapangan untuk memastikan jumlah kerusakan yang sebenarnya. Ia menjelaskan dampak banjir tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga infrastruktur penting seperti akses jalan, jaringan listrik, dan sumber air bersih.
Kerusakan rumah warga tersebar di dua desa yang terdampak. Di Desa Ogoansam, tercatat empat rumah rusak berat, satu rusak ringan, dari total 72 rumah yang terdampak. Sementara di Desa Bambasiang, enam rumah dilaporkan hanyut, enam rusak ringan, dan tiga rusak berat. Kondisi ini menunjukkan betapa dahsyatnya dampak banjir bandang tersebut bagi masyarakat setempat.
Pemulihan Infrastruktur dan Bantuan Logistik
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong bergerak cepat dalam melakukan upaya pemulihan pascabencana. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi normalisasi sungai untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, pemerintah juga menyediakan logistik makanan bagi para korban bencana. Bantuan logistik ini disalurkan melalui posko induk yang menampung bantuan dari berbagai pihak.
Amiruddin menjelaskan bahwa bantuan logistik yang telah terkumpul dan disiapkan pemerintah daerah antara lain berupa makanan instan, air mineral kemasan, dan pakaian. Pemerintah juga telah menyiapkan sekitar 640 bungkus makanan siap saji untuk memenuhi kebutuhan makan dua kali sehari bagi warga terdampak. Makanan siap saji ini, khususnya disiapkan oleh Tagana untuk kebutuhan makan sahur dan berbuka puasa, mengingat kejadian ini bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Penanganan medis bagi warga terdampak juga telah dilakukan dengan melibatkan Dinas Kesehatan setempat. Kolaborasi lintas sektor juga dilakukan dalam upaya penanggulangan bencana, termasuk normalisasi sungai. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan penanganan yang komprehensif bagi masyarakatnya.
Tanggap Darurat dan Upaya Percepatan Penanganan
Masa tanggap darurat bencana banjir bandang di Kecamatan Palasa ditetapkan selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 14 hingga 27 Maret 2025, berdasarkan surat keputusan Penjabat (Pj) Bupati Parigi Moutong. Dalam masa tanggap darurat ini, percepatan penanggulangan pascabencana terus digenjot. Hal ini untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dan pemulihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Amiruddin menambahkan bahwa seluruh bantuan logistik yang terkumpul di posko induk akan didistribusikan kepada warga terdampak. Proses pendistribusian bantuan ini dilakukan secara terorganisir untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan merata. Pemerintah juga terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan siap memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.
Kerja sama dan kolaborasi antar instansi pemerintah dan berbagai pihak terkait sangat penting dalam penanggulangan bencana ini. Hal ini untuk memastikan penanganan bencana dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga masyarakat dapat segera pulih dari dampak bencana yang dialaminya. Semoga upaya pemulihan ini dapat berjalan lancar dan masyarakat terdampak dapat segera kembali ke kehidupan normal.
Kesimpulan: Banjir bandang di Palasa telah menimbulkan kerusakan signifikan, namun pemerintah daerah telah menunjukkan respon cepat dan komprehensif dalam penanganan dan pemulihan pascabencana, dengan fokus pada perbaikan infrastruktur dan pendistribusian bantuan logistik kepada warga terdampak.