Pemkot Bandarlampung Perbaiki Talud Jebol Pascabanjir, 30.850 Jiwa Terdampak
Pemerintah Kota Bandarlampung langsung bergerak cepat memperbaiki talud yang jebol akibat banjir pada 21 Februari 2024, yang telah berdampak pada 30.850 jiwa.

Banjir yang melanda Kota Bandarlampung pada Jumat, 21 Februari 2024, telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan dampak signifikan terhadap warga. Hujan deras dan intensitas curah hujan yang tinggi selama beberapa waktu menyebabkan 14 kecamatan terendam banjir. Akibatnya, Pemkot Bandarlampung langsung bertindak cepat dengan melakukan perbaikan talud yang jebol di berbagai titik, terutama di Kecamatan Tanjung Senang yang menjadi salah satu wilayah terparah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandarlampung, Dedi Sutioso, menyatakan bahwa perbaikan talud dan tembok rumah warga yang rusak menjadi fokus utama. Perbaikan ini dilakukan sebagai respons atas instruksi langsung dari Wali Kota Bandarlampung. "Saat ini kami sedang melakukan perbaikan dan pembangunan kembali talud yang jebol serta tembok rumah warga yang rusak akibat banjir," ungkap Dedi Sutioso dalam keterangannya pada Senin, 24 Februari 2024.
Dedi Sutioso juga menjelaskan bahwa penyebab banjir di Kecamatan Tanjung Senang tidak hanya disebabkan oleh ambruknya talud. Penyempitan sungai dan penumpukan sampah rumah tangga juga menjadi faktor penyebab utama. Pemkot Bandarlampung pun telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan pembersihan sungai dan pengangkutan sampah.
Perbaikan Talud dan Penanganan Pascabanjir
Pembangunan kembali talud yang jebol menjadi prioritas utama dalam upaya pemulihan pascabanjir. Pemkot Bandarlampung berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan secepat mungkin agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Selain perbaikan talud, Pemkot juga fokus pada perbaikan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat terjangan banjir.
Proses perbaikan melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kerja sama antar OPD ini sangat penting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dalam penanganan pascabanjir.
Kepala Pelaksana BPBD Bandarlampung, Wakhidi, mengungkapkan bahwa banjir tersebut berdampak pada 30.850 jiwa di seluruh Kota Bandarlampung. Di Kecamatan Tanjung Senang sendiri, tercatat sekitar 5.903 jiwa terdampak. BPBD dan OPD terkait terus melakukan penanganan pascabanjir, termasuk penyemprotan lumpur dan pembersihan sungai.
Upaya Pencegahan Banjir di Masa Mendatang
Selain penanganan pascabanjir, Pemkot Bandarlampung juga perlu memikirkan upaya pencegahan banjir di masa mendatang. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah normalisasi sungai, pengelolaan sampah yang lebih baik, dan pembangunan infrastruktur yang lebih tangguh terhadap bencana alam.
Normalisasi sungai bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aliran sungai sehingga dapat mengurangi risiko banjir. Pengelolaan sampah yang lebih baik akan mengurangi penyumbatan di sungai dan saluran air. Pembangunan infrastruktur yang lebih tangguh, seperti talud yang lebih kuat dan sistem drainase yang memadai, juga sangat penting untuk mengurangi dampak banjir.
Partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting dalam upaya pencegahan banjir. Masyarakat perlu dilibatkan dalam menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan melaporkan kerusakan infrastruktur yang berpotensi menyebabkan banjir.
Pemkot Bandarlampung perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penanggulangan bencana yang ada dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan kejadian banjir yang menimbulkan kerugian besar dapat dihindari di masa mendatang.
"Sesuai arahan pimpinan, kami terus bekerja melakukan pembersihan sisa banjir. Tim juga sudah dibagi ke sejumlah daerah terdampak, selain itu kami juga terus menyalurkan makanan kepada warga," kata Wakhidi.