Uji Coba Pesawat Amfibi di Sulsel: Solusi Aksesibilitas Pulau Terpencil, Permudah Wisata Taka Bonerate
Kepala daerah di Sulawesi Selatan menyambut baik uji coba Pesawat Amfibi Sulsel sebagai solusi mobilitas, pariwisata, dan layanan dasar di wilayah kepulauan. Bagaimana dampaknya?

Uji coba pesawat amfibi atau seaplane telah sukses dilaksanakan di perairan kawasan Central Point of Indonesia (CPI) Makassar pada Senin, 12 Agustus. Inisiatif ini digagas sebagai respons terhadap tantangan aksesibilitas di wilayah kepulauan Sulawesi Selatan, yang selama ini mengandalkan transportasi laut dengan risiko dan waktu tempuh yang tinggi. Kehadiran seaplane diharapkan dapat menjadi terobosan signifikan dalam menghubungkan daerah-daerah terpencil.
Acara peluncuran uji coba ini dihadiri langsung oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi, Sekretaris Daerah Sulsel, serta sejumlah bupati dan wali kota. Kehadiran para pejabat tinggi ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam mencari solusi inovatif untuk pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di pulau-pulau terluar.
Sejumlah kepala daerah, khususnya dari wilayah yang memiliki banyak pulau, menyambut baik uji coba seaplane ini. Mereka melihat potensi besar pesawat amfibi sebagai solusi efektif untuk meningkatkan akses wisata, mempercepat layanan kesehatan darurat, dan mempermudah gerakan sosial. Inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan pemerataan pelayanan dasar di wilayah kepulauan.
Manfaat Kemanusiaan dan Pariwisata
Bupati Kepulauan Selayar, Muh Natsir Ali, menyampaikan pandangannya mengenai dampak besar keberadaan seaplane dan water aerodrome. Menurutnya, fasilitas ini tidak hanya akan membawa keuntungan bagi sektor ekonomi dan pariwisata, tetapi juga memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi. Banyak warga di pulau-pulau kecil Selayar yang membutuhkan rujukan medis ke daratan utama, namun seringkali terkendala oleh jalur laut yang berisiko tinggi, terutama bagi pasien dalam kondisi kritis.
Dengan adanya seaplane, proses rujukan medis akan menjadi jauh lebih aman dan cepat, mengurangi risiko yang dihadapi pasien dan mempercepat penanganan. Hal ini secara langsung akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat di pulau-pulau terpencil. Aspek kemanusiaan menjadi prioritas utama dalam pengembangan infrastruktur transportasi ini.
Selain itu, Natsir juga menyoroti potensi wisata Taman Nasional Taka Bonerate, yang dikenal sebagai gugusan karang terbesar ketiga di dunia. Selama ini, akses menuju Taka Bonerate sangat sulit, menghambat potensi kunjungan wisatawan. Dengan fasilitas seaplane, aksesibilitas akan meningkat drastis, sehingga diharapkan kunjungan wisata ke destinasi unggulan ini dapat melonjak signifikan.
Percepatan Distribusi dan Layanan Dasar
Harapan serupa juga disampaikan oleh Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau, yang menekankan manfaat seaplane untuk mempercepat distribusi bantuan sosial. Di wilayah kepulauan Pangkep, penyaluran bantuan seringkali memakan waktu 5–7 hari jika menggunakan kapal, menyebabkan keterlambatan yang signifikan. Keberadaan pesawat amfibi akan memangkas waktu distribusi secara drastis, memastikan bantuan sampai lebih cepat kepada yang membutuhkan.
Bagi masyarakat miskin di pulau yang sangat bergantung pada pasokan beras dan kebutuhan pokok lainnya, kecepatan distribusi menjadi sangat penting. Ketersediaan seaplane akan memastikan pasokan dapat tiba tepat waktu, mencegah kelangkaan dan menjaga stabilitas harga. Ini merupakan langkah konkret dalam mengatasi masalah logistik di daerah terpencil.
Lebih lanjut, Yusran juga menyebutkan bahwa layanan pendidikan dan kesehatan di pulau-pulau terpencil akan menjadi lebih maksimal. Dengan akses yang lebih mudah, tenaga pengajar dan medis dapat menjangkau wilayah tersebut lebih sering dan efisien. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Makassar sebagai Pusat Konektivitas
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyoroti peran strategis kotanya sebagai pusat atau hub transportasi laut dan udara di Sulawesi Selatan. Makassar diharapkan akan menjadi simpul utama dari seluruh rute yang akan dilayani oleh seaplane. Untuk mendukung peran ini, Pemerintah Kota Makassar berkomitmen untuk menyiapkan infrastruktur pendukung yang memadai, memastikan konektivitas antar pulau, antar kabupaten, dan menuju destinasi wisata berjalan lancar.
Munafri berharap peluncuran seaplane ini menjadi titik awal pengembangan jaringan transportasi modern yang komprehensif. Jaringan ini akan menghubungkan daratan utama Sulawesi Selatan dengan pulau-pulau terpencil secara lebih efisien dan efektif. Konsep ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yang mengutamakan pemerataan akses dan layanan.
Apresiasi tinggi disampaikan Munafri kepada Gubernur Sulawesi Selatan atas inisiatif maju ini. Ia meyakini bahwa langkah ini akan menjadi bagian penting dari upaya untuk menghubungkan seluruh wilayah Sulawesi Selatan dengan lebih baik. Konektivitas yang optimal akan membuka peluang ekonomi baru dan mempercepat pembangunan di seluruh pelosok provinsi.