BPBD Malang Siapkan Strategi Tanggap Bencana Hadapi Mudik Lebaran 2025
Antisipasi bencana hidrometeorologi saat mudik Lebaran 2025, BPBD Kabupaten Malang dirikan posko dan petakan wilayah rawan bencana di 16 kecamatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah menyiapkan strategi khusus dalam menghadapi potensi bencana alam selama periode mudik dan libur Lebaran 2025. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang diprediksi oleh BMKG. Strategi tersebut meliputi pendirian posko siaga bencana dan pemetaan wilayah rawan bencana di berbagai kecamatan di Kabupaten Malang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menjelaskan bahwa empat posko lapangan telah didirikan di Kecamatan Ngantang, Singosari, Tumpang, dan Tirtoyudo. Posko-posko tersebut telah beroperasi sejak awal tahun 2025 dan akan terus aktif hingga 8 April 2025, bertepatan dengan Operasi Ketupat Semeru. "Kami menyesuaikan dengan pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru. BPBD diminta mendukung proses mudik Lebaran di masa darurat bencana hidrometeorologi," ujar Sadono.
Selain posko lapangan, BPBD Kabupaten Malang juga telah mendirikan pos komando tanggap darurat di kantor BPBD. Seluruh personel BPBD disiagakan dan berbagai sumber daya logistik serta peralatan telah dipersiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan bencana alam. BPBD juga telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana, mengidentifikasi potensi banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung di berbagai wilayah.
Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Malang
Berdasarkan pemetaan BPBD Kabupaten Malang, sejumlah kecamatan masuk dalam kategori rawan bencana. Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Poncokusumo, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Kalipare, dan Wagir teridentifikasi sebagai wilayah rawan banjir. Sementara itu, wilayah rawan tanah longsor meliputi Kromengan, Ngajum, Wonosari, Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Poncokusumo, Tumpang, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, dan Wagir.
Sedangkan wilayah yang berpotensi terdampak angin puting beliung antara lain Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Jabung, Tajinan, Poncokusumo, Bululawang, Gondanglegi, Sumberpucung, dan Kepanjen. Pemetaan ini menjadi dasar bagi BPBD dalam mengalokasikan sumber daya dan personel untuk penanggulangan bencana di masing-masing wilayah.
Langkah antisipasi ini merupakan tindak lanjut dari peringatan dini yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo. BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem berupa hujan deras, angin kencang, hujan es, dan angin puting beliung di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Malang, pada periode 24 Maret hingga 2 April 2025. Kondisi ini disebabkan oleh masa peralihan musim atau pancaroba.
Kesiapan Logistik dan Personel
BPBD Kabupaten Malang memastikan kesiapan logistik dan personel untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama periode mudik Lebaran 2025. Selain posko dan pemetaan wilayah rawan bencana, BPBD juga telah menyiapkan berbagai peralatan dan perlengkapan penanggulangan bencana. Personel BPBD telah dibekali pelatihan dan simulasi untuk menghadapi berbagai skenario bencana.
Dengan adanya strategi dan kesiapan yang matang, diharapkan BPBD Kabupaten Malang mampu memberikan respon cepat dan efektif terhadap potensi bencana alam yang mungkin terjadi selama periode mudik Lebaran. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dampak bencana dan memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat selama periode tersebut. BPBD juga akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kesiapan penanganan bencana secara menyeluruh.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari BPBD dan instansi terkait. Penting untuk selalu memantau informasi cuaca dan perkembangan situasi terkini guna mengantisipasi potensi bencana.
Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, diharapkan mudik Lebaran 2025 di Kabupaten Malang dapat berjalan lancar dan aman, meskipun potensi bencana alam tetap menjadi perhatian utama.