BPJS Kesehatan Tingkatkan Kompetensi Dokter FKTP dalam Perawatan Luka
BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya meningkatkan kompetensi dokter FKTP dalam perawatan luka untuk mengurangi rujukan pasien ke rumah sakit, dengan mentoring dari dokter spesialis bedah.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar program peningkatan kompetensi bagi puluhan dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Program ini difokuskan pada peningkatan kemampuan perawatan luka, guna mengurangi jumlah rujukan pasien dari FKTP ke rumah sakit. Inisiatif ini dijalankan karena tingginya angka rujukan pasien luka dari FKTP ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) atau rumah sakit.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya, K. Hindro Kusumo, menjelaskan bahwa mentoring spesialis terkait tata laksana perawatan luka ini bertujuan untuk membekali dokter FKTP dengan pemahaman yang lebih mendalam. Mentoring ini dibawakan oleh dr. Ade Christian A. Rompas, seorang dokter spesialis bedah di Palangka Raya. Dengan peningkatan kompetensi ini, diharapkan dokter FKTP mampu menangani kasus luka dengan lebih efektif dan mengurangi beban rumah sakit.
Program mentoring ini mencakup berbagai aspek perawatan luka, termasuk perawatan luka pasca operasi dan perawatan luka pada pasien diabetes. Selain peningkatan kompetensi dokter, BPJS Kesehatan juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sarana dan prasarana di FKTP sebagai pendukung perawatan luka yang optimal. Hal ini menunjukkan komitmen BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tingkat primer.
Meningkatkan Kepercayaan Diri Dokter FKTP
Dalam sesi mentoring, dr. Ade Christian A. Rompas mendorong dokter FKTP untuk lebih percaya diri dalam merawat luka. Ia menekankan bahwa perawatan luka merupakan kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap dokter. Lebih lanjut, dr. Rompas menyoroti pentingnya penggunaan metode modern dressing dalam perawatan luka, yang terbukti lebih efektif dan cepat dalam penyembuhan luka.
Metode modern dressing, menurut dr. Rompas, dapat mengurangi risiko amputasi. Ia juga berharap BPJS Kesehatan dapat mendukung transisi dari metode konvensional ke metode modern dressing ini. Dengan demikian, diharapkan dokter FKTP dapat memberikan perawatan luka yang lebih berkualitas dan sesuai dengan standar terkini.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dokter dan tenaga kesehatan di FKTP dapat lebih percaya diri dalam menangani kasus luka. Hal ini akan berdampak pada penurunan angka rujukan pasien ke rumah sakit dan peningkatan efisiensi sistem layanan kesehatan di Kalimantan Tengah.
Dukungan BPJS Kesehatan terhadap FKTP
BPJS Kesehatan tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga memberikan dukungan terhadap peningkatan kualitas sarana dan prasarana di FKTP. Dukungan ini diharapkan dapat membantu FKTP dalam menyediakan layanan perawatan luka yang lebih baik. Hal ini menunjukkan komitmen BPJS Kesehatan dalam membangun kemitraan yang kuat dengan FKTP untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
Program mentoring ini merupakan salah satu upaya BPJS Kesehatan dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia. Dengan peningkatan kompetensi dokter FKTP, diharapkan pelayanan kesehatan di tingkat primer dapat lebih optimal dan mengurangi beban di rumah sakit. Hal ini sejalan dengan tujuan BPJS Kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kesimpulannya, inisiatif BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kompetensi dokter FKTP dalam perawatan luka merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tingkat primer. Dengan dukungan pelatihan dan peningkatan sarana prasarana, diharapkan dokter FKTP dapat memberikan perawatan luka yang lebih efektif dan efisien, mengurangi angka rujukan ke rumah sakit, dan pada akhirnya meningkatkan akses serta kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.