BPOM Dorong Sektor Kosmetik Nasional: Strategi dan Potensi Ekonomi Triliunan Rupiah
BPOM memaparkan strategi untuk memajukan sektor kosmetik nasional, termasuk peningkatan kualitas produk lokal dan pengembangan regulasi, dengan potensi ekonomi mencapai Rp158 triliun per tahun.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, baru-baru ini mengumumkan strategi pemerintah Indonesia untuk memajukan sektor kosmetik nasional. Pengumuman tersebut disampaikan pada pembukaan Indonesia Cosmetics Ingredients (ICI) Expo & Seminar 2025 di Jakarta pada hari Rabu. Strategi ini mencakup peningkatan kualitas produk lokal, pengembangan regulasi yang mendukung industri, serta hilirisasi bahan baku kosmetik. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja yang lebih luas.
Salah satu fokus utama adalah memastikan kualitas produk kosmetik lokal tetap tinggi. BPOM berkomitmen memberikan dukungan maksimal bagi pertumbuhan industri kosmetik dalam negeri. "Sebagai regulator, kami akan memberikan dukungan maksimal untuk pertumbuhan kosmetik (industri) di negara kita karena kosmetik adalah kebutuhan dasar kita; itu bukan lagi sekunder," ujar Ikrar. Nilai ekonomi industri kosmetik yang mencapai Rp158 triliun (US$9,5 miliar) per tahun menunjukkan potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dan angka ini diprediksi akan terus meningkat.
Selain peningkatan kualitas, BPOM juga akan menyusun regulasi untuk mengembangkan sektor kosmetik. Pemerintah akan memberikan kemudahan dan perlindungan bagi produsen dan konsumen produk kosmetik. "Kami melindungi masyarakat agar mendapatkan produk (kosmetik) yang aman sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada pelaku industri. Jadi, legalitas sangat dibutuhkan, termasuk bahan bakunya, apakah diimpor, apakah akan diekspor, apakah akan diproduksi, dan seterusnya," jelas Ikrar.
Peningkatan Kualitas dan Regulasi yang Mendukung
BPOM akan memberikan panduan kepada produsen tentang pengembangan inovasi penggunaan bahan baku dalam kosmetik dan pendaftaran paten. Hal ini diharapkan dapat memicu dampak ekonomi berganda melalui inovasi produk dengan menggunakan bahan lokal. Strategi ini juga mencakup hilirisasi bahan baku kosmetik melalui kolaborasi dengan akademisi dan industri.
Pemerintah berupaya untuk mengembangkan sumber daya alam Indonesia yang melimpah melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan atau universitas. "Kami ingin sumber daya alam kita yang melimpah dikembangkan oleh industri, bekerja sama dengan lembaga pendidikan atau universitas. Pemerintah akan berpartisipasi dalam hilirisasi dengan mensertifikasi produk tersebut sebagai produk unggulan kita," kata Ikrar. BPOM juga akan mendukung acara seperti ICI Expo untuk memberdayakan pelaku usaha, mulai dari petani hingga pemain industri.
Acara seperti ICI Expo dinilai penting untuk membuka lapangan kerja baru. "Sehingga nantinya, pelaku usaha akan tumbuh, baik itu petani, penambang, industri kecil yang mendukung industri yang sudah ada untuk menjadi industri menengah, atau industri besar. Jadi secara keseluruhan, akan membuka peluang kerja yang lebih luas," jelasnya. Dengan strategi yang komprehensif ini, pemerintah Indonesia optimis sektor kosmetik nasional akan semakin berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian negara.
Hilirisasi Bahan Baku dan Penguatan Pelaku Usaha
Salah satu kunci keberhasilan strategi ini adalah hilirisasi bahan baku. Dengan mengolah bahan baku lokal menjadi produk jadi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan nilai tambah produk kosmetik. Kolaborasi dengan akademisi dan industri akan menjadi kunci untuk mengembangkan teknologi dan inovasi dalam pengolahan bahan baku.
Pemerintah juga berkomitmen untuk mendukung dan memberdayakan pelaku usaha di sektor kosmetik. Dukungan ini diberikan melalui berbagai program dan fasilitasi, termasuk pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan usaha kecil, menengah, dan besar di sektor kosmetik.
Dengan demikian, strategi BPOM ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing produk kosmetik Indonesia di pasar global. Peningkatan kualitas produk, regulasi yang mendukung, hilirisasi bahan baku, dan pemberdayaan pelaku usaha menjadi pilar utama dalam mewujudkan visi ini.
Melalui langkah-langkah strategis tersebut, BPOM optimistis sektor kosmetik Indonesia akan semakin maju dan berdaya saing, memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.