BRF 2025: Festival Kuliner Banjarbaru Lestarikan Warisan Rasa
Banjarbaru Ramadhan Festival (BRF) 2025 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menjadi wadah pelestarian kuliner tradisional dan peningkatan ekonomi UMKM.

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menyaksikan perhelatan akbar Banjarbaru Ramadhan Festival (BRF) 2025 yang resmi dibuka pada Sabtu lalu. Festival ini tidak hanya menawarkan beragam hidangan lezat untuk berbuka puasa, tetapi juga berperan penting dalam melestarikan kuliner tradisional Kalimantan Selatan. Wali Kota Banjarbaru, Muhammad Aditya Mufti Ariffin, secara langsung meresmikan acara yang dipusatkan di Lapangan Dr. Murdjani tersebut.
Acara ini diinisiasi sebagai upaya untuk menjaga warisan kuliner lokal agar tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda. Dengan menyediakan wadah bagi para pedagang, khususnya pelaku UMKM, BRF 2025 diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah kota untuk memberdayakan sektor ekonomi lokal.
Kehadiran BRF juga diharapkan mampu menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk berkunjung ke Banjarbaru. Potensi wisata kuliner yang ditawarkan BRF diyakini mampu meningkatkan citra Banjarbaru sebagai destinasi wisata yang kaya akan budaya dan cita rasa.
Menjaga Warisan Kuliner Tradisional Banjar
Wali Kota Aditya Mufti Ariffin menyampaikan harapannya agar BRF 2025 menjadi platform utama untuk melestarikan beragam kuliner tradisional Banjar. "Kami harapkan, BRF yang setiap tahun digelar selama Ramadhan menjadi sarana untuk melestarikan berbagai kuliner tradisional," ujarnya usai meresmikan BRF. Beliau menekankan pentingnya menjaga kekayaan kuliner lokal sebagai bagian dari identitas budaya Banjarbaru.
Berbagai macam wadai Banjar, seperti Wadai Amparan Tatak, Putri Selat, dan Bingka, tersedia di stan-stan yang telah disediakan. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati berbagai produk olahan dari pelaku UMKM, mulai dari kue kering hingga tahu bakso. Keragaman kuliner yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Aditya Mufti Ariffin juga optimis bahwa BRF dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para pedagang yang berpartisipasi. "Kami berharap, pengunjung yang datang baik dari Banjarbaru maupun luar daerah membuat BRF semakin ramai sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," tambahnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis budaya.
"Kuliner tradisional atau wadai yang dijual di BRF tentunya bisa menjadi daya tarik pengunjung sehingga bisa datang mencarinya untuk dinikmati saat berbuka dan sahur bersama keluarga," ungkap Wali Kota, menekankan pentingnya peran BRF dalam mempromosikan kuliner lokal.
UMKM sebagai Pilar Perekonomian
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Banjarbaru, Sri Lailana, menjelaskan bahwa terdapat 200 unit stan yang tersedia di BRF 2025. Dari jumlah tersebut, 20 unit stan khusus disediakan untuk pelaku UMKM secara gratis. Hal ini sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap perkembangan UMKM di Banjarbaru.
Sri Lailana menambahkan, "Khusus untuk stan UMKM tidak dikenakan biaya atau gratis sehingga mereka bisa berjualan sekaligus juga memperkenalkan produknya kepada pengunjung yang datang selama pelaksanaan BRF." Inisiatif ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat melalui sektor UMKM.
Dengan memberikan akses gratis kepada pelaku UMKM, BRF 2025 tidak hanya menjadi festival kuliner, tetapi juga menjadi wadah untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Keberadaan BRF 2025 diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Banjarbaru. Festival ini tidak hanya sekadar ajang kuliner, tetapi juga menjadi sarana pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Melalui BRF, diharapkan kuliner tradisional Banjar tetap lestari dan dikenal luas, serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Suksesnya BRF 2025 menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.