BRI Edukasi Masyarakat Surabaya Kelola Sampah: Budi Daya Maggot dan Ecoenzim Jadi Andalan
BRI Regional Office Surabaya edukasi warga Surabaya tentang pengelolaan sampah, budi daya maggot, dan ecoenzim untuk ekonomi sirkuler dan lingkungan yang lebih baik melalui program BRI Peduli.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Regional Office Surabaya memberikan edukasi kepada masyarakat Surabaya mengenai pengelolaan sampah, budi daya maggot, dan pembuatan ecoenzim. Program ini diluncurkan pada Senin, 3 Juli 2024, sebagai upaya meningkatkan kepedulian lingkungan dan mendorong ekonomi sirkuler. Kegiatan yang bertajuk BRI Peduli ini merupakan bagian dari komitmen BRI dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ekonomi sirkuler melalui program penukaran sampah yang bernilai ekonomi," jelas Logistic and General Affair Department Head RO Surabaya, Ginandjar Koesoemardhani. Program ini tidak hanya mengajarkan pengelolaan sampah yang baik, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat yang berpartisipasi.
BRI bekerja sama dengan kelompok masyarakat setempat untuk memilah sampah secara tepat, membedakan sampah organik dan anorganik. Sampah organik kemudian diolah menjadi pupuk kompos melalui budi daya maggot, sementara sampah organik lainnya dapat diolah menjadi ecoenzim. Inisiatif ini mengubah sampah yang sebelumnya menjadi masalah menjadi sumber daya bernilai ekonomi.
Pengelolaan Sampah dan Budi Daya Maggot untuk Ekonomi Sirkuler
Salah satu fokus utama program ini adalah edukasi mengenai pemilahan sampah. Masyarakat diajarkan cara memisahkan sampah organik dan anorganik dengan benar. Sampah organik yang telah dipilah kemudian dimanfaatkan untuk budi daya maggot. Maggot, larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens), dikenal sebagai pengurai sampah organik yang efektif dan dapat dijadikan pakan ternak.
Dengan membudidayakan maggot, masyarakat tidak hanya mengurangi volume sampah organik yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga menghasilkan sumber protein alternatif untuk ternak. Hal ini membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar lokasi program.
Selain budi daya maggot, program ini juga mengajarkan pembuatan ecoenzim. Ecoenzim merupakan cairan hasil fermentasi sampah organik yang dapat digunakan sebagai pupuk organik cair dan pembersih ramah lingkungan. Pembuatan ecoenzim juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Penukaran Sampah dengan Sembako: Insentif untuk Partisipasi Aktif
Sebagai bentuk apresiasi dan insentif, BRI juga menerapkan sistem penukaran sampah. Sampah yang telah dipilah dan memiliki nilai ekonomi dapat ditukarkan langsung dengan sembako. Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah.
Sistem penukaran sampah ini memberikan dampak positif ganda. Di satu sisi, masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah yang mereka kelola. Di sisi lain, program ini juga berhasil mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, sehingga mengurangi pencemaran lingkungan.
"Melalui BRI Peduli, kami juga membagikan sejumlah bak sampah untuk masyarakat dan perwakilan dari SMPN 36," tambah Ginandjar. Pemberian bak sampah ini bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam memilah sampah di rumah masing-masing.
Dampak Positif bagi Lingkungan dan Masyarakat
Program edukasi pengelolaan sampah yang dijalankan BRI ini memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi lingkungan maupun masyarakat. Dengan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, program ini berkontribusi pada pengurangan pencemaran lingkungan dan emisi gas rumah kaca.
Selain itu, program ini juga memberdayakan masyarakat dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sampah serta membuka peluang ekonomi baru melalui budi daya maggot dan pembuatan ecoenzim. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
"Kegiatan ini bisa mengurangi pencemaran lingkungan dengan mengurangi sampah ke TPA serta menekan emisi gas rumah kaca," pungkas Ginandjar. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana sektor perbankan dapat berkontribusi aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.