Sudin LH Jaksel Masifkan Budi Daya Maggot: Solusi Ramah Lingkungan untuk Sampah Organik Jakarta?
Sudin LH Jaksel berkolaborasi dengan Laskaru Jagakarsa memasifkan budidaya maggot untuk mengolah sampah organik di delapan kecamatan Jakarta Selatan, mendukung pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan (Sudin LH Jaksel) bersama Kelompok Tani Hutan Laskar Krukut Luhur (KTH Laskaru) di Jagakarsa, Jakarta Selatan, tengah gencar mengembangkan budidaya maggot untuk mengolah sampah organik rumah tangga. Inisiatif ini diluncurkan pada Selasa lalu sebagai solusi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah organik di Jakarta Selatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan ekonomi sirkular. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya jumlah sampah organik di Jakarta dan didukung oleh peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 77 Tahun 2020.
Kepala Sudin LH Jakarta Selatan, Mohamad Amin, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya masif untuk mengolah sampah organik di delapan kecamatan. Sosialisasi pun dilakukan secara intensif kepada masyarakat di setiap kecamatan terkait manfaat budidaya maggot. Pemilihan maggot sebagai solusi didasarkan pada kemampuannya mengolah sampah organik secara efektif dan efisien.
Lebih lanjut, Amin menekankan bahwa maggot lebih menyukai sisa olahan dapur (SOD) organik seperti sayur dan buah-buahan. Dengan demikian, program ini diharapkan tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga dapat berkontribusi pada pertanian berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Budidaya Maggot di Jakarta Selatan: Solusi Sampah Organik
Sudin LH Jaksel telah menargetkan delapan kecamatan di Jakarta Selatan untuk program budidaya maggot ini, yaitu Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Cilandak, Jagakarsa, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, dan Setiabudi. Selain lokasi utama di Laskaru Jagakarsa, terdapat juga lokasi pengolahan sampah organik di Jalan Manggis, Jagakarsa, yang akan menerima sampah dari Kecamatan Tebet dan Kebayoran Lama.
Program ini tidak hanya berfokus pada pengolahan sampah, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan memanfaatkan maggot, diharapkan dapat tercipta ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Maggot sendiri, selain mampu mengolah sampah, juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sehingga memiliki nilai ekonomis.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri sangat mendukung inisiatif ini. Hal ini terlihat dari diterbitkannya Peraturan Gubernur Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga, yang mendorong penggunaan maggot dalam pengelolaan sampah organik. Berbagai pelatihan dan webinar juga telah diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam budidaya maggot.
Dukungan Pemerintah dan Potensi Ekonomi Sirkular
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mendirikan 71 lokasi budidaya maggot di berbagai wilayah Jakarta. Lokasi-lokasi ini berfungsi sebagai pusat pembibitan larva black soldier fly (BSF) dan penyedia bibit maggot ke unit-unit plasma di tingkat Rukun Warga (RW).
Dengan jumlah sampah organik di Jakarta yang mencapai lebih dari 1,5 juta ton per tahun, budidaya maggot memiliki potensi besar untuk mengatasi permasalahan sampah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta, semakin memperkuat program ini.
Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menerapkan prinsip ekonomi sirkular, di mana sampah organik tidak lagi dianggap sebagai limbah, melainkan sebagai sumber daya yang dapat diolah dan dimanfaatkan kembali. Dengan demikian, budidaya maggot diharapkan menjadi solusi berkelanjutan untuk pengelolaan sampah organik di Jakarta.
Secara keseluruhan, inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Program ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui pemanfaatan maggot sebagai sumber daya yang bernilai ekonomis.
Keberhasilan program ini akan bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan budidaya maggot dapat menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam mengatasi permasalahan sampah organik di Jakarta dan daerah lainnya.