Limbah Makanan MBG Mataram Diolah Jadi Pakan Maggot
Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram siap mengolah limbah makanan sisa program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi pakan maggot untuk meningkatkan efisiensi pengolahan sampah dan produksi maggot.

Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memiliki solusi inovatif untuk mengatasi limbah makanan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyatakan kesiapannya menerima sisa makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk diolah menjadi pakan maggot. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Mataram, Vidi Partisan Yuris Gamanjaya, pada Kamis, 23 Januari 2024.
Inisiatif ini muncul sebagai respon terhadap sebagian siswa penerima MBG yang tidak menghabiskan makanan mereka. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari porsinya yang dinilai terlalu banyak, rasa makanan yang terlalu pedas, hingga ketidaksukaan terhadap menu yang disajikan. Daripada terbuang sia-sia, limbah makanan ini dinilai lebih bermanfaat jika diolah menjadi sumber pakan maggot.
Penggunaan limbah MBG sebagai pakan maggot dinilai sangat efisien. Vidi menjelaskan, biasanya pakan maggot bersumber dari sampah rumah tangga yang memerlukan proses pemilahan dan penggilingan. Namun, limbah makanan MBG sudah siap olah; hanya perlu dicacah sebelum diberikan pada maggot. Proses ini jauh lebih sederhana dan hemat waktu.
Saat ini, produksi maggot di Kota Mataram cukup signifikan. DLH mencatat produksi mencapai satu ton per hari, termasuk kontribusi dari Mataram Maggot Center (MMC) di Kebon Talo, Ampenan, yang menghasilkan rata-rata 600 kilogram per hari. MMC sendiri membutuhkan sekitar 3 ton sampah organik setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan pakan maggot. Kerja sama dengan program MBG diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya pengelolaan sampah Kota Mataram secara keseluruhan. Data DLH menunjukkan bahwa Kota Mataram menghasilkan 240 ton sampah per hari. Dari jumlah tersebut, 60 persen merupakan sampah organik, 30 persen plastik, dan sisanya merupakan limbah jenis lainnya seperti kayu, diaper, dan kaca. Penggunaan limbah MBG untuk pakan maggot akan mengurangi volume sampah organik yang perlu diolah.
Dengan mengolah limbah makanan MBG menjadi pakan maggot, Kota Mataram tidak hanya mengurangi jumlah sampah organik, tetapi juga meningkatkan efisiensi produksi maggot. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sampah dapat diintegrasikan dengan program-program sosial lainnya, sekaligus menciptakan solusi berkelanjutan.
Ke depannya, kerjasama antara DLH dan penyelenggara program MBG diharapkan dapat terus ditingkatkan. Dengan begitu, pemanfaatan limbah makanan menjadi pakan maggot akan lebih maksimal dan berkontribusi pada upaya pengolahan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan di Kota Mataram.