BTN Komitmen Bagi Dividen Rp751,83 Miliar, Aset Tembus Rp500 Triliun di 2025?
Bank Tabungan Negara (BTN) berkomitmen membagikan dividen Rp751,83 miliar dari laba bersih 2024 dan optimis aset akan mencapai Rp500 triliun di tahun 2025.

Jakarta, 26 Maret 2025 - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengumumkan komitmennya untuk meningkatkan kontribusi kepada pemerintah dan shareholders value melalui pembagian dividen tahun buku 2024. Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menyampaikan hal ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Rabu lalu. Pembagian dividen ini merupakan bagian dari strategi BTN untuk memperkuat posisi keuangan dan menunjang pertumbuhan bisnis di masa mendatang.
RUPST telah menyetujui pembagian dividen sebesar 25 persen dari laba bersih tahun buku 2024, yang mencapai Rp3 triliun. Artinya, total dividen yang akan dibagikan mencapai Rp751,83 miliar. Nixon menjelaskan bahwa "Pemberian dividen sebesar 25 persen tetap akan dapat menjaga rasio permodalan perseroan pada tahun 2025 di atas persyaratan regulator. Dengan adanya pembagian dividen tersebut, BTN berharap dukungan investor terhadap BTN semakin solid."
Dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham, dengan Pemerintah Republik Indonesia menerima 60 persen dan publik 40 persen. Nilai dividen per lembar saham mencapai Rp53,57. Selain dividen, sisa laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp2,25 triliun akan dialokasikan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha perseroan.
Akuisisi Bank Victoria Syariah dan Rencana Ekspansi
RUPST BTN juga menyetujui sejumlah agenda penting lainnya. Salah satu keputusan signifikan adalah persetujuan akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari rencana spin-off unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah. Langkah ini menunjukkan komitmen BTN untuk memperluas jangkauan layanan perbankan syariah.
Selain itu, RUPST juga membahas dan menyetujui laporan tahunan, pengesahan laporan keuangan, penetapan gaji dan tunjangan Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2025, serta tantiem/insentif kinerja tahun buku 2024. Rapat juga menetapkan penunjukan akuntan publik, usulan plafon hapus tagih, perubahan anggaran dasar, dan perubahan susunan pengurus.
RUPST menyetujui penghapusan tagihan piutang macet sebesar Rp318 miliar yang telah dihapus buku. Plafon hapus tagih ini akan tetap berlaku hingga ditetapkan plafon baru oleh RUPS. Nixon menjelaskan bahwa "Hapus tagih dilakukan berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan yang pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku di perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan."
Pertumbuhan Aset dan Proyeksi Ke Depan
BTN mencatat kinerja positif pada tahun 2024. Penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp357,97 triliun, meningkat 7,3 persen year on year (yoy). Perolehan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 9,1 persen yoy, mencapai Rp381,67 triliun. Total aset BTN pada akhir 2024 mencapai Rp469,61 triliun, naik 7,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Melihat tren positif ini, BTN optimistis asetnya akan menembus Rp500 triliun pada tahun 2025. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan ditargetkan sekitar 7-8 persen yoy, dan DPK ditargetkan tumbuh 8-9 persen yoy. Nixon menambahkan bahwa "Dengan didukung strategi bisnis dan transformasi yang konsisten kami lakukan, BTN tetap optimis dalam menumbuhkan bisnis, terutama memberikan akses pembiayaan kepada masyarakat untuk dapat memiliki rumah impian, serta tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di tengah berbagai tantangan."
BTN berkomitmen untuk melanjutkan upaya ekspansi dan transformasi sesuai visi jangka panjang hingga 2029, yaitu menjadi "Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia". Pembagian dividen dan rencana ekspansi ini menunjukkan keseriusan BTN dalam mencapai visi tersebut dan memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.